REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Olimpiade Indonesia (KOI) mengakui tuan rumah SEA Games kerap menerima keistimewaan, termasuk mengubah aturan, untuk menambah peluang medali emas yang didapatkan. Hal ini bukan hanya terjadi ketika Malaysia menjadi tuan rumah namun juga dalam penyelenggaraan-penyelenggaraan sebelumnya.
Juru Bicara KOI Hellen Sarita de Lima mengatakan keistimewaan bagi tuan rumah SEA Games, termasuk mengubah aturan, sudah terjadi sejak dulu dan selalu berulang. "Kalau memang ada ketidaknyamanan pasti akan ada protes,” kata dia kepada Republika, Selasa (4/7).
Hellen menerangkan negara peserta termasuk dalam Southeast Asian Games Federation. Jika terjadi ketidaknyamanan maka akan dibahas oleh seluruh perwakilan negara peserta.
Jika perubahan peraturan menimbulkan ketidaknyamanan bagi setiap negara peserta SEA Games 2017 maka pasti akan ada tindakan. Tindakan tersebut seperti melakukan pembicaraan lewat pertemuan, koordinasi, hingga melayangkan protes. “Kami sementara ada komunikasi di dalam grup itu (Southeast Asian Games Federation)," ujar dia.
Kendati kerap ada perubahan aturan yang kontroversial, Hellen mengakui belum ada pembicaraan serius antarnegara peserta untuk membuat aturan baku terkait penyleenggaraan SEA Games. “Kalau dibilang sudah ada pertemuan (antarnegara), ya, belum pernah karena memang ini tidak pernah diangkat,” kata dia.
Karena itu, sejauh ini, setiap negara peserta bersiasat agar perubahan-perubahan aturan tidak berdampak pada perolehan medali. “Pada akhirnya, kita hanya bisa berusaha lebih cerdas melihat permasalahan ini. Kita lihat nanti ke depannnya seperti apa. Kami belum bisa berbicara banyak,” kata dia.
SEA Games 2017 bakal dihelat di Kuala Lumpur, Malaysia, bulan depan. Malaysia sempat mengubah mekanisme undian babak grup untuk cabang olahraga sepak bola dan futsal SEA Games 2017.
Perubahan tersebut membuat Malaysia bisa memilih sendiri siapa yang akan menjadi lawannya. Hanya saja, aturan ini menuai protes dari Laos dan Vietnam. Federasi Sepak bola Asia (AFC) juga menolak aturan ini sehingga Malaysia sudah merevisinya.
Selain sepak bola, cabang olahraga taekwondo juga menjadi salah satu yang mengalami perubahan. Dari 15 nomor pertandingan yang dilombakan dalam ajang tersebut, negara peserta, kecuali tuan rumah, hanya bisa mengikuti sembilan nomor.
Pada Senin (3/7), Ketua Umum KOI Erick Thohir sempat menyatakan perlu ada upaya untuk memperbaiki SEA Games. Ke depan, perlu ada mandatory atau ketentuan yang wajib dipatuhi oleh negara peserta.
Hal ini sudah diterapkan oleh Asian Games. "Semua kan ke depan pasti tujuannya olimpiade dan kalau kita lihat negara di Asia Tenggara medalinya sudah banyak. Ini yang saya bilang Indonesia jangan ketinggalan kereta," kata Erick.