REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Pelatih pencak silat Kalimantan Timur Ego Arifin menyayangkan keputusan pelatih Indonesia yang menarik mundur Iqbal Candra Pratama pada pertandingan pencak silat kelas D putra di ajang SEA Games 2017 Malaysia.
Ego Arifin yang ditemui di Samarinda, Jumat (25/8), mengatakan, keputusan menarik mundur bukan bentuk sportivitas dan justru kejadian ini menjadi kerugian bagi tim. Sebab setelah itu, Indonesia sudah tidak bisa melayangkan protes yang kemungkinan masih bisa mengubah hasil pertandingan.
"Saya sudah melihat tayangan ulang di Youtube dan memang menurut saya ada keputusan yang merugikan pesilat kita. Tapi, secara pribadi saya menyayangkan kenapa harus mundur, toh kalau pun kita dinyatakan kalah biarkan masyarakat yang menilai, karena rekaman pertandingannya ada," katanya.
Ego mengingatkan bahwa kejadian di tim pencak silat ini hendaknya bisa menjadi pembelajaran, utamanya dalam penguatan aturan sebelum pertandingan.
"Saat technical meeting bisa kita pertegas dalam bentuk aturan dan kesepakatan bersama terkait dengan pertandingan, sehingga bila ada pelanggaran harus ada sanksi tegas," imbuh Ego.
Menurut ia, Iqbal Chandra merupakan salah satu pesilat Kaltim yang menjadi binaannya dan memiliki kualitas cukup bagus.
Setelah sukses merebut medali perak pada PON 2016 di Jawa Barat, Iqbal sangat diharapkan bisa menyumbangkan medali untuk kontingen Indonesia di ajang SEA Games 2017.
"Sayang dia harus gagal dan kami berdoa Iqbal tetap semangat untuk berprestasi di kejuaraan berikutnya," tambahnya.
Iqbal Candra Pratama bertanding melawan pesilat Thailand di babak penyisihan kelas D pada ajang SEA Games 2017.
Pada babak pertama, Iqbal dinyatakan menang, kemudian di babak kedua ia menerima teguran tanpa menerima peringatan terlebih dahulu dari wasit, sehingga babak kedua berakhir imbang.
Setelah protes kubu Indonesia tidak direspons wasit, pelatih pencak silat Indonesia akhirnya menarik Iqbal Chandra dari arena pertandingan.