REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Tim bulu tangkis Indonesia untuk pertama kalinya selama 40 tahun gagal menjadi juara SEA Games 2017. Indonesia juga dipastikan tidak berhasil mencapai target tiga emas pada pentas olahraga antarnegara Asia Tenggara yang dihelat di Kuala Lumpur, Malaysia, tersebut.
"Target tiga medali emas memang tidak tercapai. Ini patut dievaluasi,” kata Manajer tim bulutangkis Indonesia di SEA Games 2017 Susy Susanti dalam rilis yang diterima Republika, Senin (28/8).
Susy mengatakan kekalahan di tiga partai di laga semifinal itu tidak seharusnya terjadi. Karena, ia menilai masing-masing pemain memiliki peluang besar untuk menang dengan memimpin perolehan angka.
Namun, lawan justru bisa membalikkan keadaan dan menang. “Searusnya di saat pertandingan penting seperti ini pemain tidak boleh hilang fokus. Dalam tekanan seperti apapun, harusnya diatas angin, bukan sebaliknya. Inilah salah satu faktor kekalahan tiga partai, sebetulnya mereka bisa,” kata Susy.
Pada laga semifinal yang digelar di Axiata Arena, Senin (28/8), tiga wakil Indonesia di cabor bulutangkis gagal mempertahankan tradisi medali emas di ajang dua tahunan ini. Ketiga wakil itu harus puas meraih medali perunggu di nomor perorangan.
Di sektor ganda putra, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, gagal mengatasi perlawanan wakil Thailand, Kittinupong Kedren/Dechapol Puavaranukroh, dengan skor 17-21, 21-23. Sempat unggul 17-12, 19-14 dan 20-17, Fajar/Rian justru tak mampu menyelesaikan game kedua dengan kemenangan.
Di sektor tunggal putri, Gregoria Mariska, juga ditaklukkan oleh wakil tuan rumah, Soniia Cheah, dengan skor 20-22, 13-21. Seperti hanya Fajar/Rian, Gregoria juga hanya membutuhkan satu poin untuk menang di gim pertama saat ia unggul 20-17 atas lawan.
Sementara di sektor tunggal putra, Ihsan Maulana Mustofa, harus mengakui keunggulan wakil Thailand, Khosit Phetpradab, dengan skor 10-21, 21-23. Ihsan pun tak dapat memanfaatkan keunggulan poin atas lawan dan akhirnya harus menuai kekalahan.
Susy menilai, faktor yang menjadi titik kelemahan pemain Indonesia adalah tingkat keberanian yang minim. Menurutnya, para pemain tidak bisa berkembang dalam kondisi tertekan.
Namun saat memimpin, mereka justru gagal fokus dan mudah membuang poin. "Ganda putra juga kehilangan target, yang diprediksi itu tunggal dan ganda putra yang jadi andalan," kata dia, menambahkan.
Atas hal ini, Susy yang juga menjabat sebagai Kabid Binpres PBSI ini mengatakan mereka memiliki banyak pekerjaan rumah setelah SEA Games ini. Selanjutnya, ia mengatakan akan mendiskusikan soal performa para pemain tersebut dengan pelatih. Menurutnya, semua atlet harus mengubah pola pikir mereka.
Susy juga enggan menerima alasan kondisi lapangan yang berangin. Ia menekankan agar para pemain bisa mengendalikan permainan. Menurutnya, pemain harus bisa membalikkan keadaan saat tertinggal dan terus menekan saat unggul.
Tim bulu tangkis Indonesia menargetkan tiga medali emas pada SEA Games tahun ini. Indonesia sudah mengoleksi satu emas lewat nomor beregu putra. Dengan hasil semifinal nomor perorangan ini, Indonesia pun hanya mengandalkan tunggal putra Jonatan Christie.
Pada duel final, Jonatan akan menghadapi wakil Thailand, Khosit Phetpradab. Ini akan menjadi pertemuan kelima Jonatan dan Khosit.
Sejak 2014, Jonatan tercatat empat kali menghadapi Khosit dan sukses meraih tiga kemenangan. Termasuk pada Thauland Open 2017, Januari lalu.
Susy pun berharap, Jonatan yang menjadi satu-satunya wakil di final bisa menunjukkan performa yang baik dan merebut medali emas. "Mudah-mudahan Jonatan mainnya normal, tenang dan lebih berani. Saya berharap Jonatan bisa mengatasi faktor non-teknis ini," ujarnya.
Jika Jonatan berhasil menang maka Indonesia hanya akan mengoleksi dua medali emas dan empat perunggu. Hasil itu tentu akan menempatkan Indonesia di bawah Thailand.
Thailand sudah dipastikan merebut dua medali emas, satu perak, dan satu perunggu setelah menempatkan dua wakilnya di final ganda putri. Sebelumnya, Thailand meraih medali emas lewat nomor beregu putri dan medali perunggu pada nomor beregu putra.
Selain menempatkan wakilnya pada nomor tunggal putra, Thailand juga masih punya wakil di ganda campuran dan ganda putra. Artinya, Thailand masih punya peluang pada tiga nomor.
Sedangkan tuan rumah Malaysia dipastikan meraih satu medali emas pada nomor tunggal putri karena Soniaa Cheah akan menghadapi Goh Jin Wei pada laga puncak. Malaysia punya peluang pada dua nomor lain yakni ganda campuran dan ganda putra.
Ini merupakan kegagalan pertama Indonesia menjadi juara umum pada cabang olahraga bulu tangkis sejak 1977. Pada SEA Games dua tahun lalu di Singapura, Merah Putih juga berkibar paling banyak dan lagu kebangsaan Indoensia Raya berkumandang paling sering. Kala itu, Indonesia menjadi juara umum setelah meraih tiga medali emas, dua perak, dan empat perunggu.