REPUBLIKA.CO.ID, SELANGOR -- Panitia pertandingan cabang sepak bola SEA Games Malaysia 2017, menolak banding kartu kuning gelandang Garuda Indonesia U-22, Evan Dimas Darmono. Keputusan panitia, memastikan pelatih Luis Milla Aspas tak bisa memainkan pemain milik Bhayangkara FC tersebut, pada laga lanjutan penyisihan Grup B kontra Vietnam, pada Selasa (22/8).
Manajer timnas Garuda Indonesia, Endri Erawan dari Selangor, Malaysia mengabarkan, panitia menolak seluruh ajuan protes yang dilayangkan. “Padahal kami sudah memberikan bukti-bukti. Kami melihat ini sangat tidak adil bagi kita (Indonesia),” ujar dia, kepada wartawan di Jakarta, Selasa (22/8).
Bukan cuma menolak banding ajuan timnas, usaha manajemen dan Komandan Kontingen (Cdm) Indonesia Aziz Syamsuddin, agar MASOC memindahkan lokasi laga antara Garuda melawan skuat the Young Yellow Star, juga dimentahkan. “Kita sudah berusaha. Tetapi, panitia juga tidak mengizinkan,” sambung dia.
Pada Senin (21/8), manajemen timnas Garuda Indonesia, melayangkan dua tuntutan. Pertama, soal banding terkait larangan bermain Evan Dimas pada laga kontra Vietnam, Selasa (22/8). Pemain gelandang tengah itu, di sanksi lantaran akumlasi kartu kuning. Evan Dimas, terkena kartu kuning pertama saat bermain imbang 1-1 melawan Thailand, Selasa (15/8), dan kedua saat Indonesia menang 1-0 dari Timor Leste, Ahad (20/8).
Akan tetapi, kartu kuning kedua, yang membuat timnas protes. Sebab, Wasit Nagor Amir Mohammed yang memimpin laga tersebut, dinilai tak adil. Kartu kuning yang diberikan kepada Evan Dimas dari wasit asal Malaysia itu, dinilai salah alamat. Karena, jika menengok pemicu pemberian kartu peringatan tersebut, posisi Evan Dimas sebagai korban dari pelanggaran yang dilakukan oleh pemain Timor Leste, Filipe Olivera.
Endri melanjutkan, pada Senin (21/8), PSSI mengirimkan bukti-bukti keputusan tak adil dari Wasit Nagor dalam laga tersebut. Kata dia, bahkan Federasi Sepak Bola Indonesia itu, mengirimkan surat protes ke Komisi Disiplin Federasi Sepak Bola Asia (AFC) atas keputusan wasit tersebut, dan meminta badan sepak bola di Asia itu, menindak wasit.
Selain mengajukan banding terkait kartu kuning Evan Dimas, manajemen timnas dan Cdm, juga mengajukan tuntutan pemindahan lokasi pertandingan. Selama ini, laga Indonesia, digelar di Stadion Shah Alam. Tetapi, saat melawan Timor Leste, laga kedua kesebelasan ditempatkan, di stadion Majlis Perbandaran Selayang.
Laga antara Indonesia kontra Vietnam, pun panitia tempatkan kembali di stadion Majlis Perbandaran Selayang. Endri mengatakan, pemindahan itu dengan alasan lapangan yang lebih baik, pun juga antusiasme para suporter yang lebih banyak. Tetapi, kata Endri, permintaan tersebut, juga ditolak oleh MASOC.