REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Senam Indonesia (PB Persani) Ita Yuliati Irawan menyatakan keperawanan bukan menjadi syarat seorang atlet. Ia membantah pihaknya mencoret salah satu atlet senam artistik, Shalfa Avrila Siani karena alasan tidak perawan.
"Saya sudah tanya ke pelatih apakah ada persyaratan seperti itu. Kami yakin tidak ada karena beberapa atlet juga sudah ada yang menikah," kata Ita kepada wartawan di kantor Kemenpora RI, Jakarta, Jumat (29/11).
Menurut Ita, banyak pula atlet senam internasional yang sudah memiliki anak dan tetap berkarier di arena. Ita menegaskan, tim pelatih mencoret nama Shalfa karena alasan prestasi yang minor.
"Sebelumnya, Shalfa juga menggantikan Tasya yang cedera di kejuaraan dunia. Setelah itu ada kejuaraan nasional dan hasilnya Shalfa hanya meraih ranking 37 (dari 42 nama). Shalfa digantikan Yogi yang ada di peringkat tiga," ujar dia.
Ia enggan mengomentari pemberitaan soal keperawanan yang mempengaruhi sepak terjang Shafa di SEA Games Filipina. Di satu sisi, pihaknya sudah berkoordinasi dengan tim pelatih yang menangani kontingen cabor olahraga gymnastic terkait hal ini.
Setelah menghubungi tim pelatih gymnastic, Ita menyatakan PB Pesani akan melakukan investigasi lebih dalam setelah para atlet berkompetisi di SEA Games. Pihaknya sengaja mengambil sikap itu untuk mencegah polemik terus berkembang dan membuat kegaduhan yang lebih besar.
"Untuk isu yang beredar, mohon maaf kami tidak bisa menanggapinya saat ini. Kami tidak tahu apakah tes (keperawanan) itu dilakukkan atau tidak. Kami memilih atlet berdasarkan prestasi dengan mengganti nama Shalfa menjadi Yogi," ujarnya.