REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Timor Leste menjadi peserta paling muda yang ikut tampil di perhelatan akbar dua tahunan SEA Games. Sejak kali pertama ikut pada 2003, Timor Leste harus menanti selama delapan tahun untuk mendapatkan medali emas pertamanya.
Ketika pertama kali ikut serta pada SEA Games 2003 Laos, Timor Leste harus pulang tanpa membawa satu pun medali. Selang dua tahun kemudian ketika mengikuti SEA Games 2005 Filipina, Timor Leste mampu meraih tiga medali perunggu yang seluruhnya diraih dari cabang olahraga arnis. Elisabeth Yanti Almeida dos Santos yang tidak pernah berlatih sebelum mengikuti kompetisi tersebut menjadi pahlawan Timor Leste bersama Francisca Varela dan Fortunato Soares.
Pada SEA Games 2007 Thailand, Timor Leste harus kembali menelan 'pil pahit'. Mereka harus pulang tanpa membawa medali.
SEA Games 2009 Laos menjadi 'batu loncatan' prestasi Timor Leste di kancah pertarungan akbar olahraga negara-negara Asia Tenggara. Selain lebih dini mempersiapkan diri, Timor Leste juga mulai memperbanyak keikutsertaannya di berbagai cabang olahraga yang dipertandingkan di SEA Games. Hasilnya, Timor Leste mampu membawa pulang tiga medali perunggu dari cabang tinju, karate dan taekwondo.
Puncaknya ketika Timor Leste mengikuti SEA Games 2011 yang digelar di Indonesia pada 11-22 November. Untuk kali pertamanya, Timor Leste akhirnya meraih medali emas pertamanya di pentas SEA Games. Timor Leste meraihnya dari cabang Shorinji Kempo nomor Kumi Embu Kyu Kenshi campuran.
Pasangan Julianto Pereira/Dorceyana Borges sukses mempersembahkan medali emas pertama bagi Timor Leste. Mereka membuat kecewa pasangan Indonesia, Erik Syahputra/Isna Suryani, yang harus puas meraih medali perak.
Timor Leste tidak hanya sukses meraih medali emas pertamanya. Untuk kali pertamanya, mereka juga mengakhiri kompetisi dengan tidak menempati posisi buncit.
Timor Leste menempati urutan ke-10 dengan 1 emas, 1 perak dan 6 perunggu. Timor Leste mengalahkan Brunei Darussalam yang menempati posisi buncit (11) dengan 4 perak dan 7 perunggu.