Senin 21 Aug 2017 21:16 WIB

Felda Persembahkan Emas Wushu untuk Mama

Atlet Wushu Indonesia Felda Elfira Santoso beraksi menampilkan jurus ketika bertanding dalam nomor Daoshu putri SEA Games XXIX di KLCC, Kuala Lumpur, Malaysia, Senin (21/8).
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Atlet Wushu Indonesia Felda Elfira Santoso beraksi menampilkan jurus ketika bertanding dalam nomor Daoshu putri SEA Games XXIX di KLCC, Kuala Lumpur, Malaysia, Senin (21/8).

REPUBLIKA.CO.ID, KUALALUMPUR -- Felda Elvira Santoso belajar dari penampilannya pada nomor gunshu yang hanya berbuah perunggu di SEA Games 2017. Tekad mendapatkan medali lebih baik membuat atlet wushu cantik asal Surabaya ini tampil lebih fokus ketika berlomba di nomor doushu. 

Tampil di KLCC Hall 5, Malaysia, Senin (21/8), Felda membuat gerakan nyaris sempurna. Ia mengumpulkan nilai tertinggi, 9,67. Felda mengalahkan rekan senegaranya Monica Fransisca yang berada di tempat kedua dengan nilai 9,66. Perunggu jatuh ke atlet Singapura, Wei Ting Zoe Mui, dengan nilai 9,64.

"Saya sangat senang dan bangga bisa mendapat emas di sini," kata Felda yang tampak semringah ketika diwawancarai wartawan seusai dia bertanding. "Ini SEA Games pertama saya, saya sangat senang tentunya. Emas ini untuk mama saya."

Felda lahir di Surabaya pada  22 Juni 1993. Ayahnya Budi Santoso telah berpulang. Hanya ibunya yang masih ada mendampingi dan mendukung kariernya.

Peraih medali emas pada PON 2016 Jabar itu merupakan atlet muda yang cukup sebelumnya tidak diperkirakan bakal merebut medali emas. Tapi ia membuktikan kerja keras dan fokus memperbaiki penampilan akan berbuah manis.

Sembari menikmati kesuksesan pada debutnya, Felda sudah memikirkan rencana berikutnya. Ia akan tampil pada kejuaraan dunia wushu di Rusia.

"Bulan depan saya akan ikut kejuaraan dunia di Rusia," kata dia. 

Namun sebelum itu, Felda akan kembali berlomba di nomor tangan kosong pada Selasa (22/8) sore waktu Kuala Lumpur. Ia yakin masih bisa menyumbang medali. Selamat beraksi, Felda.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement