Selasa 22 Aug 2017 15:41 WIB

Juwita, Si Anak Manja yang Berhasil Raih Emas di Malaysia

Juwita Niza Wasni
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Juwita Niza Wasni

REPUBLIKA.CO.ID, JUWITA -- Garangnya penampilan Juwita Niza Wasni di atas matras arena wushu SEA Games 2017 di KLCC Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (22/8), ternyata berbanding terbalik dengan kondisi kesehariannya. Atlet kelahiran Medan, 16 Agustus 1996 merupakan anak yang tidak mau lepas dengan orang tuannya alias manja.

Setelah keluar dari arena bertanding, Juwita bahkan langsung mencari keluarganya yang saat itu melihat langsung perlombaan nomor nandao nangun. Pertemuan dengan kedua orang tuannya yaitu Wasit Amin dan Zaenab terlihat cukup haru, karena Juwita baru saja mempersembahkan medali emas ketiga dari cabang olahraga wushu bagi kontingen Indonesia.

Kondisi itu sempat menjadi perhatian masyarakat yang kebetulan hadir di KLCC. "Berpelukaannnnnnn," kata Juwita ketika melihat ibunya yang sejak awal mengawal langsung perjuangannya di SEA Games 2017.

Juwita memang mengakui jika dirinya adalah anak manja. Menurut dia, apa yang dilakukan adalah soal kebiasaanya karena dirinya merupakan anak terakhir dari enam bersaudara. Peraih medali emas Asian Games 2014 mengaku sangat dekat kedua orang tua maupun keluarganya. "Mungkin ini kebiasaan anak terakhir," ujar peraih tiga emas pada PON 2016 Jawa Barat itu, sambil tersenyum.

Prestasi Juwita di SEA Games 2017 memang sangat ditunggu, mengingat pada kejuaraan yang sama dua tahun lalu di Singapura hanya mampu mempersembahkan medali perak. Dengan kembali meraih emas diharapkan menjadi motivasi untuk kedepannya.

Sikap manja ini ternyata dibenarkan oleh sang bapak, Wasit Amin. Menurut dia, setiap ada waktu luang, anak bungsunya ini ingin selalu dekat. Bahkan saat menjalani pelatnas tidak segan-segan menghubunginya setiap waktu istirahat. "Dia anak yang manja. Tiap hari, pagi sore selalu telepon maminya. Bahkan malam haripun sering telepon kalau dia sedang masuk pelatnas atau tanding diluar negeri," ungkap pria berusia 68 tahun itu.

Meski manja, kata dia, Juwita memang memiliki semangat tinggi untuk berprestasi, terutama di cabang olahraga wushu yang sudah membesarkan namanya. Pihaknya juga berpesan kepada anak bungsunya untuk tidak meninggalkan pendidikan formalnya. "Prestasi olahraga harus sejalan dengan prestasi akademik. Itu harapan saya," kata bapaknya, menegaskan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement