REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Timnas sepak bola Indonesia selalu difavoritkan di setiap ajang perhelatan SEA Games. Tak terkecuali ketika Thailand menjadi tuan rumah SEA Games XVIII pada Desember 1995.
Direktur KTN (Komite Tim Nasional) PSSI, Nirwan Bakrie, mematok target medali emas. Walaupun terbilang sulit, timnas tetap optimistis bisa memenuhi sasaran tersebut.
Ketua Umum PSSI (1991-1999), Azwar Anas, pun menyatakan skuat Garuda sudah mempersiapkan diri secara matang untuk terjun di SEA Games 1995. Sebagian besar pemain boleh dibilang sudah mempersiapkan diri melalui kompetisi Liga Indonesia yang padat dan melelahkan. ''Jadi tak usah khawatir tim PSSI tidak siap turun di SEA Games kali ini,'' tuturnya.
Kehadiran Kurniawan Dwi Yulianto yang saat itu baru berusia 19 tahun pun memberi warna tersendiri bagi skuat timnas. Bermain di klub Eropa seperti Lucerne (Swiss), kualitas Eropanya diharapkan mampu membantu timnas meraih medali emas.
''Saya ingin membuktikan diri cukup pantas masuk tim nasional senior, sekaligus membuktikan bahwa saya memang layak main di klub Eropa seperti Lucerne,'' kata Si Kurus, julukan bagi Kurniawan, pada awal Desember 1995.
Indonesia berada di Grup A bersama tuan rumah Thailand, Vietnam, Malaysia dan Kamboja. Meski mampu melumat Malaysia (3-0) dan Kamboja (10-0), Indonesia akhirnya gagal melenggang ke babak semifinal setelah menelan kekalahan tipis 0-1 dari Vietnam di laga terakhir grup.
Thailand dan Vietnam lolos dari persaingan Grup A. Dan, kedua tim kembali bertemu di partai final dimana tuan rumah memenangkannya dengan skor telak 4-0.