REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Liem Swie King, legenda bulutangkis Indonesia, menapaki masa kejayaannya pada era 1970an akhir. Namun, SEA Games X yang digelar di Jakarta pada September 1979 memberikan pengalaman pahit bagi pebulutangkis kelahiran Kudus tersebut.
Sejak memenangkan All England 1978, King menjelma menjadi idola baru dalam dunia bulutangkis. Sepanjang kurun waktu 1978-1979, King selama 23 bulan selalu menjadi jawara dalam setiap pertandingan. Ia menorehkan juara All England (1978, 1979) dan meraih medali emas Asian Games VIII (1978).
Ketika tengah menikmati masa kejayaannya tersebut, King membuat sebuah kesalahan yang membuatnya dijatuhi sanksi skorsing tiga bulan. Dalam SEA Games 1979, King telat datang ke arena pertandingan akibat ketiduran. Ia pun dinyatakan kalah walk out (WO) dari pemain Singapura, Lee Hai Tong, yang menjadi lawannya di pertandingan penyisihan nomor tunggal putra.
Dalam buku berjudul 'Panggil Aku King' karya Robert Adhi Ksp, King mengaku baru muncul di arena pertandingan sekitar lima menit setelah dirinya dinyatakan kalah WO. King mengaku hanya sempat mengenakan sandal sambil membawa raket saat turun dari mobilnya.
King mengaku ketiduran dan tidak ada yang mengingatkannya. Pada malam sebelumnya, ia melakukan pertandingan hingga pukul 01.00 dini hari. Karena itu, King tak mengira kalau hari itu ada lagi jadwal pertandingan pada pagi harinya.