REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Ada optimisme pada sosok Elidawati Ali Oemar dalam mewujudkan cita-cita Pahlawan Perempuan Indonesia, RA Kartini. Hari ini, perempuan Indonesia tidak lagi disandera oleh keterbatasan harapan. Terbuka luas kesempatan bagi perempuan Indonesia untuk berkreasi dan berkontribusi nyata terhadap kemajuan bangsa. CEO Elcorps ini merupakan salah satu bukti bahwa kesetaraan kaum perempuan sudah terwujud. Ibu El, panggilan akrab Elidawati, berhasil tampil di mata bangsa ini sebagai salah satu penerus nilai yang digelorakan RA Kartini.
Sejumlah brand busana Muslim, di antaranya Elzatta dan Dauky, menjadi bukti karya dan ikhtiar Ibu El. Pengusaha perempuan ini pun melahirkan brand produk makanan El and Bread, dan Elfood. Masih banyak brand lainnya yang dihasilkan dari kerja kerasnya. Terakhir, perempuan kelahiran Kediri 6 Juni 1964 itu sukses menyandang penghargaan “Class of Winner EY Entrepreneurial Winning Women Asia Pacific and Japan 2018”.
Jika melihat buah karya yang dihasilkan oleh ketua Yayasan Pesantren Subulussalam (Padang) ini, patut disadari bahwa spirit RA Kartini semakin menggelora. Ibu El merupakan sosok yang meyakini bahwa perjuangan RA Kartini merupakan inspirasi hebat untuk bangsa ini. “RA Kartini merupakan inspirasi untuk bangsa ini, khususnya kaum perempuan,” ujar Ibu El kepada Republika, belum lama ini.
-----------------------------
CEO Elcorps, Elidawati Ali Oemar
- Bagaimana Ibu menilai sosok RA Kartini?
Kartini menjadi salah seorang tokoh inspiratif wanita Indonesia. Kartini dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan pribumi yang dalam usianya yang relatif masih muda bisa berpikir melampaui usia dan zamannya. Ia memiliki mimpi agar kaum wanita Indonesia memiliki kesetaraan dalam hukum, ekonomi, sosial, serta berkesempatan untuk bisa maju.
-Setiap 21 April, bangsa ini mengenal sebagai Hari RA Kartini. Bagaimana Ibu memaknai peringatan tersebut?
Sebagai pengingat dan pemacu para wanita Indonesia untuk terus semangat mengoptimalkan segala kemampuan dan potensi untuk mengisi hari-harinya dengan penuh karya dan prestasi terbaiknya, berprestasi di segala peran yang dia miliki, peran sebagai individu, sebagai anak, sebagai istri, sebagai ibu, sebagai warga negara, dan peran sebagai makhluk yang berkewajiban tunduk dan patuh terhadap Maha Pencipta, Allah SWT.
-Bagaimana pandangan Ibu El terhadap filosofi emansipasi perempuan?
Emansipasi perempuan dalam pemahaman saya adalah kesamaan dan kesetaraan antara kaum laki-laki dan kaum perempuan untuk dapat berkarya dan berprestasi dalam segala bidang kehidupan. Alhamdulillah, patut kita syukuri, saat ini, khususnya di Indonesia, emansipasi bukan lagi menjadi wacana, tetapi sudah menjadi kenyataan. Siapa pun dia, laki-laki atau perempuan, memiliki kesempatan yang sama untuk berkarya dan berprestasi. Tentu dalam beberapa hal yang sifatnya kodrati (sudah ketetapan dari Sang Khaliq dibuat berbeda) ada beberapa peran yang tidak dapat saling menggantikan. Perbedaan kodrati itulah yang menjadikan hidup saling mengisi, melengkapi dan harmoni.
-Apa hikmah yang bisa dipetik dari peringatan tersebut?
Hikmahnya adalah bahwa emansipasi saat ini sudah menjadi kenyataan. Peluang untuk berkarya dan berkompetensi menjadi yang terbaik sudah terbuka lebar bagi siapa pun. Tinggal kemudian adakah kemauan untuk mengambil kesempatan tersebut? Adakah kerelaan untuk bekerja keras dan bekerja cerdas merealisasikan peluang tersebut? Adakah keteguhan hati, tekad, konsistensi, persistensi, dan kesabaran menjalani proses untuk capai prestasi tersebut?
-Pesan apa yang akan Ibu El sampaikan dalam RA Kartini ini?
Kita jadikan Hari Kartini ini sebagai pengingat dan pemacu semangat bagi wanita Indonesia untuk terus berpikiran maju, tidak berpuas diri dengan apa yang sudah diraih, dan teruslah kejar kebaikan-kebaikan lain yang lebih besar lagi.
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement