Kamis 30 May 2024 16:41 WIB

Tips Meningkatkan Kecerdasan dan Kesehatan Mental Anak di Era Digital

Waktu menonton yang berlebihan bisa menyebabkan penipisan dini pada korteks serebral.

Rep: Shelbi Asrianti / Red: Friska Yolandha
Sejumlah anak bermain ponsel (ilustrasi). Akses perangkat dan gawai jadi tantangan bagi orang tua yang memiliki anak di era digital.
Foto: ANTARA/Wahyu Putro A
Sejumlah anak bermain ponsel (ilustrasi). Akses perangkat dan gawai jadi tantangan bagi orang tua yang memiliki anak di era digital.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Akses perangkat dan gawai jadi tantangan bagi orang tua yang memiliki anak di era digital. Waktu menonton yang berlebihan bisa menyebabkan penipisan dini pada korteks serebral anak. Penggunaan perangkat digital juga dapat memperpendek rentang fokus anak.

Kepuasan instan dari akses internet yang terus-menerus berpotensi membatasi kemampuan berpikir kritis anak dan memecahkan masalah. Akses gawai berlebihan pun akan berdampak pada perkembangan keterampilan sosial, membuat anak kurang berminat dengan interaksi langsung.

Baca Juga

Belum lagi, paparan cahaya biru dari layar dapat mengganggu kualitas tidur, yang akhirnya dapat mempengaruhi fungsi otak dan kemampuan belajar. Neha Hiranandani, penulis buku iParent: Embracing Parenting in the Digital Age, menyampaikan efek buruk lain.

"Anak-anak usia sembilan dan 10 tahun yang menonton lebih dari dua jam per hari mendapat nilai lebih rendah dalam tes berpikir dan bahasa. Beberapa anak melihat adanya penipisan dini pada korteks serebral mereka saat mereka menghabiskan banyak waktu layar," ujarnya.

Hiranandani berbagi tips yang bisa dilakukan orang tua untuk membantu meningkatkan kecerdasan dan kesehatan mental anak di era digital. Berikut empat cara yang dia sarankan, dikutip dari laman Hindustan Times, Kamis (30/5/2024). 

1. Minimalisasi multitasking

Otak tidak dirancang untuk terus-menerus melakukan beberapa hal secara bersamaan. Karena itu, orang tua disarankan meminimalisasi aktivitas multitasking anak, karena membuat kinerja otak menurun. Jangan pernah biarkan anak mengerjakan pe-er sambil mengakses ponsel di satu tangan dan tablet di tangan lain.

2. Belajar dari Belanda 

Ada sebuah istilah yang populer di kalangan warga Belanda, yakni 'niksen' yang artinya "tidak melakukan apa-apa". Sekilas, ini mungkin terkesan tidak produktif. Namun, nyatanya, anak-anak juga butuh sesekali mempraktikkan itu. Singkirkan ponsel dan nikmati waktu jeda. Kreativitas biasanya lahir dari momen ketiadaan.  

3. Memperhatikan sekeliling

Di era digital dan gawai, bepergian ke mana pun seolah kurang jika tak membawa ponsel, memotret atau merekam sesuatu. Orang tua perlu membiasakan diri dan anak-anak untuk mulai kembali memperhatikan sekeliling tanpa intervensi teknologi. Mengalami suatu momen dan mengenangnya dalam hati.

4. Temukan hal yang disukai

Setiap anak punya hal yang disukai, ini bisa berupa hobi seperti bermain musik, atau sesuatu yang sepele, seperti bermain air saat mencuci piring. Jauhkan diri dari ponsel untuk sementara dan maksimalkan pengalaman saat melakukan hal apa pun yang disukai, itu akan membuat momen yang dilewati terasa sangat berbeda.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement