Kamis 30 May 2024 17:40 WIB

Ini Biang Kerok Rupiah Tembus Rp 16.200, Serangan Israel Salah Satunya

Dolar AS pada hari ini (30/5/2024) berada pada level tertingginya Rp 16.246.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Lida Puspaningtyas
Teller menghitung mata uang Dolar AS di kantor cabang Bank Muamalat Bintaro Jaya, Tangerang Selatan, Kamis (30/5/2024). Nilai mata uang Rupiah terhadap dolar melemah hingga mencapai Rp16.250 di tengah ekspektasi pemangkasan suku bunga bank sentral AS (The Fed) yang semakin berkurang.
Foto: Dok Republika
Teller menghitung mata uang Dolar AS di kantor cabang Bank Muamalat Bintaro Jaya, Tangerang Selatan, Kamis (30/5/2024). Nilai mata uang Rupiah terhadap dolar melemah hingga mencapai Rp16.250 di tengah ekspektasi pemangkasan suku bunga bank sentral AS (The Fed) yang semakin berkurang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Nilai tular rupiah terjadal dolar AS kembali mengalami pelemahan hingga mencapai sekitar Rp 16.200 per dolar AS. Dolar AS pada hari ini (30/5/2024) berada pada level tertingginya Rp 16.246 dan terendahnya Rp 16.154. 

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi  menuturkan indeks dolar memang mengalami penguatan pada hari ini (30/5/2024) dan salah satu penyebabnya karena tensi geopolitik di Timur Tengah terus meningkat. “Ini pascapasukan Israel menguasai zona penyangga di sepanjang perbatasan antara Jalur Gaza dan Mesir. Dengan demikian, Israel memiliki otoritas efektif atas seluruh perbatasan darat wilayah Palestina,” kata Ibrahim, Kamis (30/5/2024). 

Baca Juga

Dia menjelaskan, Israel juga terus melakukan serangan mematikan di Rafah, meskipun ada perintah dari Mahkamah Internasional untuk mengakhirinya. Rafah merupakan tempat setengah dari 2,3 juta penduduk Gaza sebelumnya mengungsi.

Tak hanya itu, Ibrahim menuturkan sebagiam besar pedagang tetap bias terhadap greenback akibat serangkaian sinyal hawkish dari Federal Reserve. Hal itu dikarenakan para pejabat memperingatkan bahwa mereka memerlukan lebih banyak keyakinan bahwa inflasi sedang mereda. 

“Beberapa pejabat juga menandai kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut, jika inflasi tetap stabil,” tutur Ibrahim. 

Dia menambahkan, revisi data produk domestik bruto (PDB) kuartal pertama akan dirilis pada hari Kamis dan diperkirakan akan menunjukkan ketahanan ekonomi AS yang berkelanjutan. Kekuatan perekonomian memberi The Fed lebih banyak ruang untuk mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama.

Hanya saha fokus utama pekan ini adalah data indeks harga PCE yang merupakan ukuran inflasi pilihan The Fed. Data tersebut diperkirakan akan menunjukkan inflasi yang tetap stabil hingga bulan April yang akan dirilis pada Jumat. 

“Beberapa pejabat Fed juga akan menyampaikan pidatonya dalam beberapa hari mendatang,” ucap Ibrahim. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement