Kamis 30 May 2024 20:16 WIB

Investigator Iran tak Temukan Bukti Sabotase dalam Kecelakaan Helikopter Presiden Raisi

Catatan pemeliharaan dan perbaikan helikopter juga menunjukkan tidak ada masalah.

Red: Andri Saubani
Seorang wanita muda berjalan melewati tugu peringatan darurat yang dipasang di luar kedutaan Iran, menyusul kematian Presiden Iran Ebrahim Raisi dan Menteri Luar Negeri Amir-Abdollahian, di Bucharest, Rumania, 20 Mei 2024.
Foto:

Pekan lalu, Mantan Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif menyalahkan Amerika Serikat (AS) atas insiden kecelakaan helikopter yang menewaskan Presiden Iran Ebrahim Raisi. Menurut Zarif, sanksi dari AS yang selama ini dijatuhkan kepada Iran menjadi penyebab kecelakaan.

Dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi nasional Iran, Zarif mengatakan, sanksi AS selama ini membuat akses Iran terhadap modernisasi sistem aviasi menjadi terbatas. Kondisi itu kemudian diyakininya berperan pada jatuhnya helikopter yang ditumpangi Raisi dan rombongan, termasuk Menlu Hossein Amir-Abdollahian di kawasan pegunungan Barat laut Iran.

"Salah pihak yang bertanggung jawab terhadap tragedi kemarin adalah AS, karena sanksi-sanksi mereka yang mencegah Iran memiliki akses dalam pengadaan suku cadang penerbangan," kata Zarif dikutip Iran International, Senin (20/5/2024).

Pernyataan Zarif mengemuka di tengah meningkatnya tensi geopolitik di mana Iran terus meningkatkan kerja sama dengan Rusia dan China. Namun, mengapa Iran masih mengandalkan helikopter generasi tua produksi AS seperti Bell 212.