Kamis 30 May 2024 20:32 WIB

PP Muhammadiyah: Dunia Seperti Diisi Manusia Neo Purbakala Jika tak Mampu Hentikan Israel

Israel terus melakukan genosida terhadap rakyat Palestina.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
All Eyes on Rafah
Foto: Dok Istimewa
All Eyes on Rafah

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menanggapi gerakan All Eyes On Rafah, Ketua Lembaga Hubungan dan Kerjasama Internasional (LHKI) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Imam Addaruqutni mengatakan, salah satu paradox dunia modern juga postmodern di mana seiring dengan meningkatnya kesadaran akan penghormatan kemanusiaan yang semakin mencapai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

"Akan tetapi, pada waktu yang sama jatuhnya martabat kemanusiaan global karena tindak kejahatan politik apartheid Israel terhadap bangsa Palestina dengan meluluh lantahkan hunian rakyat Palestina, merampas tanah-tanahnya yang berlangsung lama dan yang saat ini juga diikuti dengan kejahatan genosida terhadap rakyat Palestina," kata Imam kepada Republika, Kamis (30/5/2024).

Baca Juga

Imam mengatakan, akibat kejahatan genosida, rakyat Palestina wafat secara syahid sebanyak puluhan ribu. Namun, tidak ada kekuatan dunia yang bisa menghentikannya apalagi mengembalikan hak-hak dasar kemanusiaan bagi bangsa Palestina.

Imam menegaskan, genosida termasuk berbagai tindak biadab lainnya oleh Zionis Israel terhadap bangsa Palestina juga berarti penghinaan secara sangat vulgar terhadap bangsa-bangsa beradab di dunia.

"Jika dunia pada akhirnya tidak ada langkah jelas dan tegas untuk secepatnya menghentikan kebiadaban zionis Israel ini maka dunia seluruhnya hanya diisi oleh manusia neo-purbakala yang tidak lagi memiliki standar kemanusiaan," ujar Imam.

Aqsa Working Group (AWG) menyampaikan bahwa seruan All Eyes On Rafah adalah wujud dari gerakan global atas kebohongan zionis Israel yang menyatakan bahwa Rafah adalah zona aman. Padahal sama saja dengan bagian Gaza lainnya, tidak luput dari serangan zionis Israel. 

Presidium AWG, Anshorullah mengatakan, All Eyes On Rafah sarat dengan pesan. Itu adalah ungkapan simpati dan kesedihan atas nasib warga Gaza, Palestina. Luapan kemarahan atas kekejian zionis Israel terhadap rakyat Palestina. 

"Dalam All Eyes On Rafah terkandung juga pesan bahwa dunia menuntut agar genosida ini segera dihentikan," kata Anshorullah kepada Republika, Kamis (30/5/2024).

Anshorullah menambahkan, pada All Eyes On Rafah terkandung juga pesan kepada zionis dan Amerika, bahwa dunia menjadi saksi atas genosida itu. Menjadi saksi atas persekutuan zalim zionis Israel dengan Amerika. All Eyes On Rafah berarti juga, dunia tidak akan pernah melupakan dan tidak akan pernah memaafkan. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement