REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Hingga kini belum ada tanda-tanda Israel akan membuka kembali penyeberangan Rafah untuk akses masuk bantuan kemanusiaan ke Gaza, kata Menteri Kesehatan Palestina Majed Abu Ramadan di Jenewa, Kamis (30/5/2024).
Abu Ramadan saat konferensi pers bersama Asosiasi Koresponden PBB (ACANU) berharap agar komunitas internasional dan, terutama, Amerika Serikat dapat menekan Israel supaya penyeberangan Rafah dibuka kembali untuk bantuan kemanusiaan.
Sekitar tiga pekan lalu militer Israel mengendalikan pos pemeriksaan Rafah di sisi Palestina, yang menjadi jalur masuk bantuan kemanusiaan dari Mesir ke Jalur Gaza.
Pasukan Israel pada Ahad menyerang kamp pengungsi di barat laut Kota Rafah. Menurut dinas pertahanan sipil Palestina, sedikitnya 40 orang syahid dan puluhan orang lainnya terluka.
Keesokan harinya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut serangan udara terhadap kamp pengungsi Rafah sebagai kecelakaan tragis. Dia menambahkan penyelidikan masih berlangsung. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengklaim telah menggunakan amunisi yang tepat dalam melakukan serangan di Kota Rafah.
Israel mengirim pasukannya ke Kota Rafah pada 7 Mei, tujuh bulan setelah kelompok perjuangan Palestina, Hamas meluncurkan serangan di wilayah Israel yang memicu eskalasi konflik terparah di Jalur Gaza dalam beberapa dekade.
Kabinet perang Israel lantas bersumpah akan memperluas operasi militer ke Kota Rafah sampai tujuan mereka untuk melenyapkan semua petempur Hamas tercapai.