Kamis 30 May 2024 22:02 WIB

Norwegia Nilai Solusi Dua Negara Jalan Terbaik Atas Konflik Palestina dan Israel

Pada 1993, Norwegia pernah membantu Palestina dan Israel membuat kesepakatan.

Red: Andri Saubani
Demonstran pro-Palestina berunjuk rasa memprotes dukungan Amerika Serikat terhadap Israel dan mengutuk serangan Israel ke Gaza di luar Gedung Putih, Washington DC, Selasa (28/5/2024) waktu setempat. Serangan Israel di Gaza selatan yang menewaskan puluhan warga sipil Palestina mendapat kecaman luas. Pemerintahan Biden mengatakan pada 28 Mei bahwa serangan itu tidak melanggar peringatan Presiden AS Biden terhadap operasi militer besar-besaran di Rafah.
Foto: EPA-EFE/MICHAEL REYNOLDS
Demonstran pro-Palestina berunjuk rasa memprotes dukungan Amerika Serikat terhadap Israel dan mengutuk serangan Israel ke Gaza di luar Gedung Putih, Washington DC, Selasa (28/5/2024) waktu setempat. Serangan Israel di Gaza selatan yang menewaskan puluhan warga sipil Palestina mendapat kecaman luas. Pemerintahan Biden mengatakan pada 28 Mei bahwa serangan itu tidak melanggar peringatan Presiden AS Biden terhadap operasi militer besar-besaran di Rafah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Duta Besar Norwegia yang menjadi Perwakilan Tetap Norwegia untuk PBB pada 2019-2023, Mona Juul menilai solusi dua negara atau yang lebih dikenal two state solution menjadi jalan terbaik untuk mengatasi konflik Palestina dan Israel. Pernyataan tersebut disampaikan Juul saat menjadi pembicara pada sebuah diskusi mengenai situasi Gaza di Kantor Sekretariat Foreign Policy Community Indonesia (FPCI), Jakarta, Kamis (30/5/2024).

“Menurut kami solusi dua negara adalah yang terbaik dari keduanya, karena tentu saja jelas perjuangan rakyat Palestina terhadap negaranya sendiri. Dan kalau menurut saya juga, hal ini juga harus menjadi argumen bagi Israel, karena ini adalah satu-satunya cara yang juga diklaim oleh Israel untuk terus menjadi negara Yahudi,” kata Juul.

Baca Juga

Juul menjelaskan bahwa pada 1993, Norwegia memiliki hubungan yang baik dengan Israel dan pada saat itu negaranya menjadi penengah antara Israel dengan Palestina yang sudah memiliki ketegangan sejak lama. Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), sebutnya, secara khusus mengambil inisiatif untuk menemui Norwegia dan meminta untuk membantu mereka berkomunikasi dengan Israel. Setelah melalui negosiasi panjang selama sembilan bulan, Norwegia berhasil membantu kedua belah pihak membentuk kesepakatan.

“Kita berhasil membuat mereka saling mengakui satu sama lain. Israel mengakui PLO sebagai perwakilan sah Palestina dan PLO mengakui Israel sebagai sebuah negara,” ucapnya.