Sabtu 01 Jun 2024 10:44 WIB

Antara Ka'bah dan Hati

Allah SWT sangat memuliakan dan menyucikan Ka'bah.

Allah SWT sangat memuliakan dan menyucikan Ka'bah. Betapa Allah SWT memuliakan Ka'bah, sampai disebut sebagai Rumah-Nya (Baitullah).
Foto: Republika
Allah SWT sangat memuliakan dan menyucikan Ka'bah. Betapa Allah SWT memuliakan Ka'bah, sampai disebut sebagai Rumah-Nya (Baitullah).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Nasir Tajang, PHD-PIH Prov DKI Jakarta Tahun 2024

Allah SWT sangat memuliakan dan menyucikan Ka'bah. Betapa Allah SWT memuliakan Ka'bah, sampai disebut sebagai Rumah-Nya (Baitullah) sebagaimana dalam QS Al-Baqarah:127: "Dan telah kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail, "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, orang yang i'tikaf, yang rukuk dan yang sujud!" Allah SWT juga menjadikan wilayah sekitar Ka'bah sebagai tanah suci yang aman untuk menjadi tempat perlindungan serta menjadi tempat menyucikan diri dari dosa dengan bertawaf mengelilingi Ka'bah.

Selain Ka'bah yang disebutkan sebagai Rumah Allah, di banyak hadis Qudsi juga menyebutkan bahwa hati orang beriman adalah rumah Allah (bayt Allah) atau singgasana-Nya. "Langit dan bumi tidak mampu meliputi-Ku. Tidak pula ruang di antara keduanya. Hanya hati orang berimanlah yang mampu meliputi-Ku." 

Memang kata "hati" banyak ditemukan di dalam ayat Alquran, paling tidak dari kata qalbu (hati) saja disebutkan sebanyak 44 kali di luar kata sadr, fu'ad dan lubb. Menurut Alquran, sebagaimana dijelaskan para ulama hati adalah lokus dimana Allah SWT mengungkapkan diri-Nya sendiri pada manusia. Itulah sebabnya kehadiran-Nya terasa di dalam hati. Hati juga menjadi tempat tumbuhnya iman dan berbagai kebaikan seperti kesucian, kesalehan, ketegasan, kelembutan, ketulusan, cinta dan tobat. 

Karena itulah Rasulullah SAW berpesan kepada kita dengan pesan yang singkat dan padat "Istafti qalback", artinya mintalah pandangan pada hatimu. Di sinilah peran besar hati menjadi tempat kita bertanya di kala dihadapkan pilihan jalan kebenaran atau jalan syaitan, karena hati merupakan sumber cahaya batin, inspirasi, kreativitas, belas kasih dan hati mampu mengetahui apa yang dingkari oleh pengetahuan rasional.

Namun, hati manusia bisa saja sehat sehingga menjadi tempat singgasana-Nya Allah, tetapi bisa juga "Sakit" sehingga menjadi singgasana syaitan seperti gambaran yang disebutkan dalam QS Al-Baqarah:10. "Dalam hati mereka ada penyakit." Bagi manusia tidak ada yang lebih buruk  selain hati yang sedang  sakit. hati yang sakit menjadi sumber kemusyrikan, kesombongan, kemunafikan dan menjadi pangkal semua dosa. 

Begitu pentingnya hati, maka marilah kita selalu menjaga kesuciannya dan teruslah mengisinya dengan cahaya Allah SWT.  Untuk itu, di saat menatap Ka'bah, jangan hanya menatap dan mengagumi melalui mata zahir, tapi hadirkan mata hati. 

Lihatlah Ka'bah sebagai "Rumah Allah" dan satukan dengan hati yang menjadi singgasana-Nya, sehingga kebesaran dan keagungan-Nya selalu hadir dalam hati.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement