Sabtu 01 Jun 2024 16:58 WIB

Perbaiki NPL, BRI Pasarkan Aset Bermasalah Lewat Platform Digital

Mayoritas aset bermasalah yang terjual merupakan segmen ritel.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Ahmad Fikri Noor
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Foto: BRI
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus berupaya menjaga kualitas kredit yang disalurkan. Untuk menjaga rasio kredit bermasalah atau biasa disebut Non Performing Loan (NPL), salah satu strategi yang dijalankan perseroan yakni dengan cara penjualan agunan untuk kredit yang sudah bermasalah.

Direktur Manajemen Risiko BRI Agus Sudiarto mengatakan, penjualan agunan merupakan salah satu bagian dari recovery aset bermasalah selain upaya penyelesaian lainnya. Mayoritas aset bermasalah yang terjual merupakan segmen ritel, yakni 83,85 persen dari seluruh penjualan melalui lelang dan dampaknya.

Baca Juga

"BRI terus meningkatkan strategi pemasaran aset bermasalah melalui platform pemasaran digital website BRI info lelang yakni infolelang.bri.co.id di samping upaya pemasaran seperti kerja sama dengan broker properti, mengikuti dan menyelenggarakan expo lelang, gathering nasabah inti dan sebagainya," ujarnya, Sabtu (1/6/2024).

Adapun, pendapatan recovery BRI yang diperoleh dari penjualan aset bermasalah baik lelang maupun non-lelang sampai dengan April 2024 mengalami pertumbuhan double digit. Pada tahun ini, BRI optimistis target pendapatan recovery dari penjualan aset bermasalah dan penyelesaian lainnya dapat tercapai. Target tersebut seiring dengan kondisi ekonomi yang mulai stabil, serta dibantu dengan peningkatan pemasaran agunan melalui website BRI maupun expo lelang dan peningkatan kerja sama dengan pihak ketiga seperti DJKN/KPKNL, BPN, Pengadilan, Balai Lelang, Broker Properti dan sebagainya.

“Diharapkan dengan berbagai upaya recovery aset bermasalah yang telah kami tempuh akan berdampak juga dalam menjaga NPL BRI yang di tahun 2024 ditargetkan berada di sekitar 3 persen," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement