Ahad 02 Jun 2024 17:10 WIB

KH Masyhuril Ingatkan Dakwah Bukan untuk Membuat Perpecahan

KH Masyhuril ingatkan dakwah harus dilakukan dengan cara yang baik.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Ketua Umum Pengurus Besar Al Washliyah, KH Masyhuril Khamis.
Foto: Dok Republika
Ketua Umum Pengurus Besar Al Washliyah, KH Masyhuril Khamis.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di media sosial (medsos) ada akun-akun yang kerap membagikan cuplikan video ceramah atau dakwah yang bernuansa provokatif. Bahkan, tidak sedikit cuplikan ceramah yang membid'ahkan dan mengkafirkan umat Islam lain dibagikan oleh akun medsos milik seseorang. 

Ketua Pusat Dakwah dan Perbaikan Akhlak Bangsa (PDPAB) Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Masyhuril Khamis menanggapi hal tersebut. Menurutnya, sesuatu yang baik sebaiknya di lakukan dengan cara yang baik, sehingga proses dakwah berjalan dengan baik.

Baca Juga

"Dakwah memang diperlukan keseriusan dan seorang yang berdakwah harus memahami tujuan dan inti suatu dakwah," kata Kiai Masyhuril kepada Republika, Ahad (2/6/2024).

Kiai Masyhuril mengatakan, jangan sampai seseorang berdakwah bukan untuk kemaslahatan dan bukan untuk perbaikan, tapi justru dakwahnya membuat perpecahan sesama umat Islam.

Ketua Umum Pengurus Besar Al Washliyah ini mengatakan, terlebih umat Islam di lndonesia, guyub dan toleran. Maka mempublikasikan video atau rekaman yang tendensius dan provokatif harusnya diminimalis dan baiknya tidak dibagikan atau di-share kemana-mana, termasuk hal-hal yang furu'iyah dalam fiqih.

"Sebenarnya umat Islam indonesia sudah dewasa, sudah tidak butuh saling membid'ahkan, apakagi mengkafirkan, sebab umat sangat paham akan keberagaman dan tetap saling menghargai antara satu dengan yang lain," jelas Kiai Masyhuril.

Ketua Umum Pengurus Besar Al Washliyah ini mengingatkan agar jangan sebagian Muslim memaksakan paham atau pendapat selama masalah tersebut bukanlah menyangkut masalah aqidah.

Sebelumnya, Ustaz Derry Sulaiman menanggapi pendakwah atau penceramah yang kerap membid'ahkan dan mengkafirkan Muslim lain yang memiliki amalan berbeda. Menurutnya dakwah seharusnya membuat orang kafir menjadi Muslim, bukan mengkafirkan Muslim.

Ustaz Derry mengatakan, dakwah ini adalah kerjanya Nabi-Nabi, kerja baginda Rasulullah SAW. Mestinya dengan dakwah itu, orang bermusuhan menjadi berdamai, dan orang-orang yang berperang menjadi saudara. Bukan membuat orang yang bersaudara jadi perang atau membuat orang damai jadi bermusuhan.

"Jadi hari ini ada orang yang berdakwah dengan cara yang tidak hikmah, tugas mereka mestinya mengislamkan orang kafir tapi justru sebaliknya mengkafirkan orang Islam," kata Ustaz Derry kepada Republika, Ahad (2/6/2024).

Ustaz Derry, mesti dakwah itu membuat iman seseorang naik, bukan darah seseorang naik. Jadi pesan-pesannya, dakwah itu mestinya mengajak, bicarakan obat, bukan bicarakan penyakit.

"Dakwah itu, mestinya menyalakan cahaya, bukan mencacimaki kegelapan," ujar Ustaz Derry.

Ustaz Derry yang juga seorang musisi mengatakan, hari ini orang sibuk bicara syirik, tapi lupa dia bicarakan tentang tauhid. Sibuk bicara bid'ah, tapi lupa bicara tentang sunnah. Sibuk bicarakan fahsya munkar, tapi lupa mengajak sholat. Sibuk menghina orang bodoh, tapi lupa mengajak orang untuk menuntun ilmu. 

Hari ini orang sibuk mengatakan umat lalai, tapi lupa mengajak orang untuk berzikir. Sibuk menghina orang sombong, tapi lupa mengajak orang untuk memuliakan Ikramul Muslimin. Sibuk bicarakan tentang ria, tapi lupa bicara tentang ikhlas. Sibuk menghina orang cinta dunia, tapi lupa mengajak orang cinta akhirat. Nah ini kenyataannya.

"Jadi dakwah Rasulullah SAW itu menyampaikan kabar gembira, bukan mengancam," jelas Ustadz Derry.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement