REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) bersama Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (IPARI) menanam sejuta pohon yang serentak dilakukan secara nasional di seluruh provinsi di Indonesia dalam rangka merawat bumi, sekaligus memperingati harlah ke-1 IPARI.
IPARI merupakan organisasi mitra strategis Kemenag yang berbadan hukum dan menjadi organisasi profesi bagi penyuluh agama seluruh Indonesia, yang kini jumlah mencapai sekitar 50.000 penyuluh.
“Kami memiliki tema Rawat Bumi, Perkuat Moderasi dengan merujuk kepada tiga aktivitas yaitu edukasi, aksi nyata, serta mengaitkan agama dan konsep teologis,” kata Direktur Penerangan Agama Islam Ditjen Bimas Islam Kemenag Ahmad Zayadi dalam keterangan di Jakarta, Kamis.
Zayadi menyebutkan tema harlah ini menyiratkan tiga aktivitas yakni pertama adalah aktivitas mengedukasi bahwa gerakan taman pohon bersifat penting dan urgen serta menjadi tanggung jawab bersama.
Aktivitas kedua adalah bentuk aksi nyata dalam menjaga dan merawat bumi dengan menanam berbagai jenis pohon pada banyak titik di setiap provinsi di Indonesia, salah satunya jenis mangrove.
Aktivitas ketiga, kegiatan IPARI dalam mengaitkan agama dan konsep teologis sehingga ada fungsi keindahan dan fungsi kelestarian lingkungan.
IPARI adalah mitra strategis Kemenag sehingga terdapat tiga kebijakan yang berkaitan dengan hal ini yakni mengenai Kemenag dalam memberikan rekognisi dan pengakuan terhadap IPARI.
“Kedua adalah memberikan afirmasi dan ketiga adalah membina dan memfasilitasi kegiatan IPARI,” ujarnya.
Sementara itu Kasubdit Penyuluh Agama Islam Amirullah mengatakan gerakan ini adalah aksi nyata merawat bumi melalui tanam pohon mangrove seiring dengan pemanasan global dan suhu ekstrem yang telah menjadi masalah dunia.
Sekretaris Umum IPARI Elvi Anita Afandi menambahkan penyuluh agama memiliki tugas yang sangat unik yaitu melaksanakan bimbingan dan penyuluhan agama sekaligus pembangunan.
“Karena ada kata pembangunan, makanya sangat luas sekali cakupannya, termasuk tentang stunting perspektif agama dan juga lingkungan perspektif agama,” kata Elvi.