Senin 03 Jun 2024 06:30 WIB

Puluhan Warga India Meninggal Akibat Gelombang Panas

Siapapun bisa terserang heat stroke walaupun kondisinya sedang sehat.

Rep: Gumanti Awaliyah / Red: Satria K Yudha
Orang yang menderita penyakit akibat gelombang panas memadati rumah sakit distrik di Ballia, negara bagian Uttar Pradesh, India, Selasa (20/6/2023).
Foto: AP Photo/Rajesh Kumar Singh
Orang yang menderita penyakit akibat gelombang panas memadati rumah sakit distrik di Ballia, negara bagian Uttar Pradesh, India, Selasa (20/6/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Setidaknya 33 orang, termasuk para petugas pemilu yang sedang bertugas, meninggal dunia akibat heat stroke di negara bagian Bihar, Uttar Pradesh dan Odisha di India pada Jumat (31/5/2024). Jumlah korban diperkirakan terus bertambah karena gelombang panas diprediksi akan terus berlangsung.

Empat belas orang meninggal di Bihar pada Kamis (30/5/2024), termasuk 10 diantaranya merupakan petugas pemilu. Banyak petugas pemilu yang biasanya diharuskan untuk bertugas sepanjang hari, seringkali berada di luar ruangan.

Baca Juga

Di negara bagian Uttar Pradesh yang merupakan negara bagian terpadat di India, setidaknya sembilan petugas pemilu, termasuk petugas keamanan, meninggal dunia pada Jumat.

“Mereka mengalami demam tinggi saat dibawa masuk. Bisa jadi karena heat stroke juga. Kami sedang merawat setidaknya 23 orang yang dibawa dari tugas pemilu,” kata dokter RB Kamal seperti diberitakan Reuters, akhir pekan lallu.

Sepuluh kematian lainnya dilaporkan terjadi di rumah sakit pemerintah di wilayah Rourkela, Odisha pada Kamis. Karenanya, pemerintah Odisha mengimbau agar masyarakat tidak beraktivitas di luar ruangan antara pukul 11.00 hingga 15.00 waktu setempat saat suhu mencapai puncaknya.

Heat stroke atau sengatan panas merupakan suatu kondisi yang terjadi ketika seseorang mengalami peningkatan suhu tubuh secara drastis hingga 40 derajat Celcius atau lebih. Siapapun bisa terserang heat stroke walaupun kondisinya sedang sehat.

Gelombang panas di India juga menyebabkan burung-burung dan monyet liar di New Delhi mengalami kolaps atau jatuh sakit. Kebun binatang kota ini pada akhirnya harus mengandalkan kolam-kolam air dan alat penyiram air untuk menyejukkan 1.200 hewan di sana.

Delhi, dengan suhu 45,4 derajat Celcius pada Jumat sore, mencatat kematian pertama akibat gelombang panas dan sedang menghadapi krisis air. 

Saat ini, miliaran orang di seluruh Asia telah bergulat dengan suhu yang melonjak. Ini merupakan sebuah tren yang menurut para ilmuwan diperburuk oleh perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement