REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH – Allah SWT memerintahkan kepada seluruh umat-Nya untuk melaksanakan shalat fardhu (wajib). Terdapat ayat yang menjelaskan pentingnya menjaga shalat walaupun dalam keadaan terdesak seperti perang sekalipun. Karena, shalat merupakan bagian dari cara seseorang untuk berinteraksi dengan Allah SWT.
Berikut tafsir ayat yang tertulis dalam Alquran surat Al Baqarah ayat 238 – 239, Allah SWT berfirman,
حَٰفِظُواْ عَلَى ٱلصَّلَوَٰتِ وَٱلصَّلَوٰةِ ٱلۡوُسۡطَىٰ وَقُومُواْ لِلَّهِ قَٰنِتِينَ (٢٣٨) فَإِنۡ خِفۡتُمۡ فَرِجَالًا أَوۡ رُكۡبَانٗاۖ فَإِذَآ أَمِنتُمۡ فَٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ كَمَا عَلَّمَكُم مَّا لَمۡ تَكُونُواْ تَعۡلَمُونَ (٢٣٩)
Arab Latin : Hâfidhû ‘alash-shalawâti wash-shalâtil-wusthâ wa qûmû lillâhi qânitîn. Fa in khiftum fa rijâlan au rukbânâ, fa idzâ amintum fadzkurullâha kamâ ‘allamakum mâ lam takûnû ta‘lamûn.
Artinya : “Peliharalah semua salat (fardu) dan salat Wustha. Berdirilah karena Allah (dalam salat) dengan khusyuk. Jika kamu berada dalam keadaan takut, salatlah dengan berjalan kaki atau berkendaraan. Lalu, apabila kamu telah aman, ingatlah Allah (salatlah) sebagaimana Dia telah mengajarkan kepadamu apa yang tidak kamu ketahui.”
Menurut tafsir tahlili Kemenag, dalam ayat ini diterangkan keutamaan melakukan shalat dan selalu memeliharanya. Keluarga merupakan bagian dari masyarakat dan dalam memenuhi segala kebutuhan dan persoalan hidupnya banyak sekali menemui kesulitan yang kadang-kadang dapat menjerumuskannya kepada hal-hal yang dilarang agama.
Karena itu telah diberi suatu cara yang baik untuk dilakukan manusia agar selalu terjalin hubungan keduniaannya dengan ketakwaan kepada Allah SWT dengan selalu memelihara shalat. Mulai dari bangun tidur sebelum melakukan kontak dengan manusia lainnya ia ingat dan bermunajah lebih dahulu dengan Allah SWT (waktu subuh).
Kemudian setelah ia berhubungan dengan masyaraka dan mungkin sekali terjadi perbuatan yang tidak diridhai Allah SWT, maka untuk mengingatkan dan menyelamatkannya, ia dipanggil untuk berhubungan lagi dengan Allah SWT pada waktu tengah hari (shalat dzuhur). Begitulah seterusnya selama 24 jam. Dengan demikian selalu terjalin antara kesibukan manusia (untuk memenuhi hajat hidupnya) dengan ingat kepada Allah SWT dan melaksanakan segala perintah-Nya.
Hal ini mempunyai pengaruh dan membekas dalam jiwa dan kehidupan manusia sebagaimana ditegaskan bahwa dengan shalat, manusia dapat terhindar dari perbuatan jahat dan mungkar. Selain itu, memelihara shalat adalah bukti iman kepada Allah SWT dan menjadi syarat mutlak bagi kehidupan seorang Muslim, menguatkan tali persaudaraan, dan dapat menjamin hak-hak manusia.