Senin 03 Jun 2024 12:17 WIB

Benarkah Israel Tutupi Kehancuran IDF di Gaza?

IDF disebut menutup-nutupi angka kematian pasukannya.

Tentara IDF mengeluarkan prajurit yang terluka dari Jalur Gaza dalam foto tak bertanggal yang dirilis 1 Januari 2023.
Foto: IDF
Tentara IDF mengeluarkan prajurit yang terluka dari Jalur Gaza dalam foto tak bertanggal yang dirilis 1 Januari 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Para pejuang Palestina melansir sejumlah video yang membongkar kebohongan pasukan penjajahan Israel soal kerugian mereka dalam serangan darat ke Jalur Gaza. Mulai dari keberadaan yang diduga tentara bayaran hingga angka kematian tentara IDF. 

Brigade Izzuddin al-Qassam belakangan melansir video soal capaian terdahulu mereka. Video-video ini sebelumnya ditahan untuk melindungi keberadaan para pejuang. 

Baca Juga

Salah satu yang baru dilansir terkait pertempuran sengit terjadi pada 16 November tahun lalu, kurang dari tiga minggu setelah invasi darat Israel ke Gaza, di poros Beit Lahia, di utara Gaza. Video pendek tersebut menampilkan “sisa-sisa peralatan tentara setelah operasi” dan “bagian dari jip yang menjadi sasaran”.

Palestine Chronicle melansir, sejak itu diperkirakan perlawanan telah berhasil menghancurkan, seluruhnya atau sebagian, lebih dari 1.500 kendaraan militer Israel, sebagian besar tank Merkava tetapi juga buldoser militer, pengangkut personel, dan jip. 

Sejumlah pihak meyakini bahwa jumlah tentara yang tewas di kubu Israel jauh lebih banyak dari yang diumumkan pasukan penjajahan Israel (IDF). Hal ini karena tak semua yang melakukan serangan ke Gaza atas nama Israel merupakan pasukan resmi IDF.

Pakar militer dan strategis, Mayor Jenderal Fayez Al-Duwairi, mengatakan bahwa video perlawanan yang ditayangkan selama 20 hari terakhir dan jumlah kendaraan yang dihancurkan menunjukkan bahwa pendudukan berbohong tentang jumlah tentaranya yang terbunuh. Jumlah kematian tentara Israel menurutnya jauh lebih besar daripada yang diumumkan oleh media Israel.

Hal ini ia sampaikan kepada Aljazirah Arabia sebagai komentar atas laporan Channel 12 Israel tentang 12.000 orang terluka di antara tentara penjajahan. Al-Duwairi mengatakan bahwa berbagai sumber yang dapat dipercaya mengindikasikan dua bulan lalu bahwa tentara Israel yang terdampak serangan antara 16 dan 17 ribu orang tewas dan luka-luka.

Sejauh ini, hampir 300 tentara Israel yangs ecara resmi diumumkan IDF tewas setelah serangan darat ke Gaza pada akhir Oktober 2023. Sementara sejak serangan ke Rafah sebulan lalu, sedikitnya 30 prajurit diumumkan tewas.

Channel 12 Israel mengungkapkan bahwa 20.000 tentara pendudukan telah terluka di Gaza sejak 7 Oktober. Dari jumlah itu, 8.298 orang diklasifikasikan sebagai penyandang cacat. 

Al-Duwairi menjelaskan bahwa laporan menunjukkan bahwa ada sejumlah tentara Israel yang tewas yang termasuk dalam klasifikasi yang tidak diumumkan. Pertama, mereka berkewarganegaraan ganda dan tinggal di luar Palestina yang dijajah dan di luar Israel. Selanjutnya, tentara bayaran dan berkewarganegaraan ganda. 

Hal ini juga diindikasikan dalam video yang dilansir Brigade al-Qassam, sayap militer Hamas pada Sabtu (1/6/2024). Dalam video itu, mereka menjelaskan soal operasi pengeboman terowongan yang berisi tentara IDF. Wajah jenazah salah satu tentara yang tewas sempat mereka potret.

"Prajurit yang tewas itu tak diumumkan kematiannya oleh IDF. "Mengapa kalian (IDF) berbohong kepada rakyat? Apakah dia salah satu tentara bayaran yang belum kalian umumkan sejak 7 Oktober? Atau apakah diskriminasi kalian hadir bahkan dalam membedakan orang mati? Kepada keluarga korban tewas dan tahanan: Jangan percaya pada pemerintah atau tentara Anda," bunyi siaran al-Qassam. 

Tentara bayaran Israel... baca halaman selanjutnya

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement