REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Muhyiddin dari Makkah, Arab Saudi
Masjid Ji'ranah menjadi salah satu titik miqat yang juga kerap dikunjungi jamaah Indonesia untuk melaksanakan ibadah umrah, termasuk pada Musim Haji 2024 ini. Di masjid ini lah, calon jamaah calon haji Indonesia berganti pakaian ihram dan berniat untuk melaksanakan ibadah umrah sunnah.
Setelah mengunjungi titik miqat yang berada di Masjid Aisyah Tan'im pada Ahad (2/6/2024) pagi, tim Media Center Haji (MCH) 2024 bersama tim Bimbingan Ibadah (Bimbad) Daker Makkah melanjutkan perjalanan ke Masjid Ji'ronah.
Kami berangkat dari Masjid Aisyah pada pukul 09.21 Waktu Arab Saudi (WAS). Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 36 kilometer, kami pun tiba di Masjid Ji'rona pada pukul 10.14 WAS. Posisinya berada di timur laut kota Makkah.
Masjid Ji'rona berada tepat di pinggir jalan atau di perempatan jalan. Ratusan jamaah haji dari berbagai negara yang sudah tiba di masjid ini tampak sedang berganti pakaian ihram. Sedangkan di dalam masjid, banyak jamaah melaksanakan sholat sunnah dua rakaat.
Masjid Ji'ranah ini memiliki 430 meter persegi dan
hanya bisa mampu menampung seribuan jamaah. Masjid berwarna putih ini juga memiliki satu menara dan satu kubah yang cantik.
Di pelataran Masjid Ji'ronah ini terdapat sebuah tulisan berbahasa Arab dan bahasa Inggris yang menjelaskan tentang sejarah singkat masjid ini. Dijelaskan bahwa Masjid Ji'ronah ini dibangun sebelum abad 9 Masehi atau sebelum abad ketiga hijriah.
Salah satu tim Bimbad Daker Makkah, KH Moqsith Ghozali menjelaskan, Ji'ronah dulunya hanya sebuah perkampungan kecil yang berada di Wadi Saraf, kurang lebih 24 kilometer dari Masjid Al Haram.
"Dahulu Ji'ronah ini adalah desa yang kecil, tapi sekarang sudah menjadi sangat besar sekali menjadi kota yang ramai," ujar Kiai Moqsith saat menjelaskan tentang sejarah lokasi miqat jamaah ini.
Dia menuturkan, sahabat Anas bin Malik pernah ditanya, "Berapa kali Rasulullah SAW melaksanakan haji?" Dia menjawab, "Satu kali dan berumrah empat kali; satu kali di bulan Dzulqa'dah, umrah Hudaibiyah, umrah bersama haji dan umrah Ji'ronah tatkala membagi harta rampasan perang Hunain".
Jadi, menurut Kiai Moqsith, Rasulullah SAW melaksanakan umrah sebanyak empat kali. Di antaranya, mengambil miqat di Ji'ronah. Karena itu, banyak jamaah yang ingin mengikuti jejak Rasulullah untuk melaksanakan miqat di masjid ini.
"Jamaah haji atau jamaah umroh yang mengambil miqatnya dari Ji'ronah ini berarti mengikuti ittibaan dari Rasul, mengikuti sunnah baginda Nabi dengan mengambil umrohnya di Ji'rana ini," ucap Kiai Moqsith.
Dia menambahkan, nama Ji'ronah juga direkam di dalam Alquran. Ketika Allah menggambarkan seorang perempuan dari Ji'ranah. Laqabnya adalah Ji'ranah. Namun, menurut Kiai Moqsith, namanya dipersilisikan oleh para ulama ketika Allah berfirman di dalam Alquran:
وَلَا تَكُوْنُوْا كَالَّتِيْ نَقَضَتْ غَزْلَهَا مِنْۢ بَعْدِ قُوَّةٍ اَنْكَاثًاۗ تَتَّخِذُوْنَ اَيْمَانَكُمْ دَخَلًا ۢ بَيْنَكُمْ اَنْ تَكُوْنَ اُمَّةٌ هِيَ اَرْبٰى مِنْ اُمَّةٍ
Artinya: "Janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan tenunannya yang sudah dipintal dengan kuat menjadi cerai-berai kembali. Kamu menjadikan sumpahmu sebagai alat penipu di antaramu karena ada (kecenderungan memihak kepada) satu golongan yang lebih banyak kelebihannya (jumlah, harta, kekuatan, pengaruh, dan sebagainya) daripada golongan yang lain." (QS An-Nahl [16]:92).
Perempuan Quraisy dari Bani Tim dalam ayat tersebut dijuluki dengan Ji’ranah. Perempuan itu disinyalir sebagai seorang wanita yang terkenal dungu.
"Jadi jangan seperti perempuan dari Ji'rana ini. Ini pelajaran yang penting sekali. Jangan menghancurkan sesuatu yang dibangun begitu sangat kuat," jelas Kiai Moqsith.