Senin 03 Jun 2024 14:35 WIB

Tim Hibah Pengabdian Masyarakat Universitas BSI Gelar Pelatihan Pengolahan Sampah Organik

Peserta dapat memahami dan menerapkan ilmu yang didapat tentang pengolahan sampah.

Red: Gita Amanda
Tim hibah pengabdian masyarakat dari Kampus Digital Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) telah sukses mengadakan program hibah dengan skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat (PBM) bertajuk ‘Green Economy untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat dengan Pengelolaan Limbah Sampah Rumah Tangga Berbasis Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)’ pada Bank Sampah 3G (Go Green Greenery).
Foto: Universitas Bina Sarana Informatika
Tim hibah pengabdian masyarakat dari Kampus Digital Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) telah sukses mengadakan program hibah dengan skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat (PBM) bertajuk ‘Green Economy untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat dengan Pengelolaan Limbah Sampah Rumah Tangga Berbasis Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)’ pada Bank Sampah 3G (Go Green Greenery).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Tim hibah pengabdian masyarakat dari Kampus Digital Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) telah sukses mengadakan program hibah dengan skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat (PBM) bertajuk ‘Green Economy untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat dengan Pengelolaan Limbah Sampah Rumah Tangga Berbasis Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)’ pada Bank Sampah 3G (Go Green Greenery). 

Tim hibah ini dipimpin oleh Siti Masripah dan beranggotakan Indah Purwandani serta Ety Murhayaty bersama sejumlah mahasiswa, menyelenggarakan pelatihan pengolahan sampah organik menjadi kompos, pada Sabtu (18/5/2024) lalu. Acara pelatihan dibuka oleh Indah Purwandani, diikuti dengan sambutan dari Ketua Bank Sampah Wina, serta Ketua Tim Hibah Siti Masripah. 

Baca Juga

Materi pelatihan disampaikan oleh Sri Suharti Widya, seorang penggiat lingkungan, yang menjelaskan bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan kompos, yaitu Karbon (Sampah Coklat), Nitrogen (Sampah Hijau), Air, dan Oksigen. Sri Suharti menjelaskan contoh-contoh sampah coklat seperti daun atau rumput kering, serbuk gergaji, sekam padi, limbah kertas atau kardus, kulit jagung, tangkai sayuran dan jerami.

“Sementara sampah hijau mencakup sayuran, buah, rumput segar/daun, pupuk kandang (kotoran ternak ayam, itik, kambing, sapi),” kata Sri.