Senin 03 Jun 2024 18:15 WIB

Tanda Detak Jantung tak Normal, Kapan Harus Periksa ke Dokter?

Rata-rata detak jantung istirahat dewasa berada di kisaran 60-100 detak per menit.

Red: Qommarria Rostanti
Seorang pria mengalami detak jantung tak normal (ilustrasi). Jika Anda mengalami detak jantung tidak normal, maka sebaiknya memeriksakan diri ke penyedia layanan kesehatan.
Foto: www.freepik.com.
Seorang pria mengalami detak jantung tak normal (ilustrasi). Jika Anda mengalami detak jantung tidak normal, maka sebaiknya memeriksakan diri ke penyedia layanan kesehatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Denyut jantung istirahat di bawah 35 hingga 40 denyut per menit atau lebih dari 100 denyut per menit dapat menimbulkan kekhawatiran. Saat sakit, Anda mungkin bertanya-tanya apakah kondisi Anda sudah cukup parah sehingga harus pergi ke penyedia layanan kesehatan atau apakah Anda bisa menunggu di rumah saja?

Namun jika menyangkut masalah jantung, waktu sangatlah berharga. Jika Anda mengalami detak jantung tidak normal disertai gejala terkait seperti nyeri dada atau pusing yang menimbulkan kekhawatiran, Anda harus segera mencari pertolongan medis. Dengan melakukan hal ini, penyedia layanan kesehatan dapat mengetahui tanda-tanda awal serangan jantung atau mendiagnosis kondisi lain seperti penyakit jantung sebelum menimbulkan dampak yang signifikan.

Baca Juga

Spesialis aritmia jantung Shady Nakhla MD, menjelaskan kapan detak jantung dapat menimbulkan kekhawatiran, gejala apa yang harus diwaspadai, dan mengapa diagnosis resmi dari penyedia layanan kesehatan bermanfaat dalam skenario apa pun. Berapa detak jantung yang berbahaya?

Anda dapat memeriksa detak jantung dengan meletakkan jari di pergelangan tangan atau leher, menggunakan monitor detak jantung, atau jam tangan pintar untuk mengukur jumlah detak jantung dalam satu menit. Untuk memulai, duduk dan lakukan yang terbaik untuk merasa tenang selama lima hingga 10 menit sebelum melakukan pengukuran.