REPUBLIKA.CO.ID, Mantan Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad memastikan dirinya akan ikut dalam pemilihan presiden yang digelar pada 28 Juni 2024 guna mencari pengganti almarhum Ebrahim Raisi yang wafat akibat kecelakaan helikopter pada bulan lalu. Bersama beberapa tokoh politik senior Iran lainnya, Ahmadinejad resmi mendaftarkan diri sebagai calon presiden pada hari terakhir pendaftaran, Ahad (2/6/2024).
"Sebuah panggilan dari rakyat dari segala penjuru (Iran)," kata Ahmadinejad usai pendaftaran, dikutip Al Jazeera.
Ahmadinejad diri bahwa dirinya akan bisa mengatasi masalah-masalah di Iran baik domestik dan internasional. Saat ditanya oleh wartawan, bagaimana jika dia didiskualifikasi oleh Dewan Penjaga (lembaga yang menyeleksi capres), sambil tersenyum Ahmadinejad menjawab, " Jangan ajukan pertanyaan-pertanyaan politik."
Diperhitungkan sebagai kandidat kuat jika pencalonannya disetujui oleh Dewan Penjaga, Ahmadinejad yang pernah menjabat presiden Iran pada 2005 hingga 2013 dikenal sebagai figur kontroversial baik di Iran dan di mata dunia internasional.
Saat menjadi presiden, Ahmadinejad yang dikenal dengan gaya hidup sederhanyanya mengimplementasikan kebijakan mendukung para kaum miskin dan berpenghasilan rendah di Iran. Selama kepemimpinannya, ia mendapat dukungan dari rakyat Iran, yang saat itu menghadapi masalah ekonomi, lewat slogan seperti "keadilan, kasih, keadilan, dan integritas", dan menyediakan bantuan langsung tunai dan subsidi di beberapa daerah di Iran.
Adapun terkait kebijakan luar negerinya, Ahmadinejad mengejar kebijakan tanpa kompromi terhadap negara-negara Barat secara militan. Ia bahkan menuduh Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Eropa mengabaikan masalah hak asasi manusia.