REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pertemuan tingkat menteri Kerangka Kerja Ekonomi AS dan Indo-Pasifik (IPEF) akan digelar di Singapura pada pekan ini. Pertemuan itu akan diikuti perusahaan besar yang berpartisipasi dalam forum investor "Ekonomi Bersih" yang bertujuan meningkatkan investasi iklim dan infrastruktur di seluruh kawasan.
Pertemuan ini menandai pertemuan tingkat menteri tatap muka pertama sejak negosiasi Perjanjian Ekonomi Bersih dan Adil di San Fransisco bulan November lalu. Menteri Perdagangan Amerika Serikat (AS) Gina Raimondo mengatakan, negara-negara yang berpartisipasi akan memaparkan langkah-langkah untuk memenuhi kesepakatan itu
"Kami akan memfinalisasi semua kesepakatan-kesepakatan itu di tingkat menteri," kata Raimondo, Senin (3/6/2024).
Ia memperkirakan akan ada pengumuman tambahan mengenai kesepakatan rantai pasokan. Negara-negara yang berpartisipasi dalam IPEF adalah Australia, Brunei, Fiji, India, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Selandia Baru, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, dan Amerika Serikat.
Forum Investor Ekonomi Bersih IPEF mencakup 22 perusahaan besar Amerika Serikat seperti Amazon.com AWS, Bechtel, Google Alphabet, Microsoft, BlackRock, Bechtel, Citi, Goldman Sachs, JPMorgan, Morgan Stanley, dan KKR. Raimondo mengatakan juga akan ada investor besar dari Australia dan Jepang yang akan hadir dalam forum tersebut.
"Kesepakatan antara pemerintah baik, tapi sejujurnya waktunya untuk diimplementasikan, untuk menempatkan sejumlah poin di papan, kami berharap untuk mulai mencapai kesepakatan dan berinvestasi pada ekonomi bersih di negara-negara IPEF," kata Raimondo.
Raimondo mengatakan setiap negara sudah mengajukan proyek-proyek ekonomi bersih mereka. "Dan kemudian kami harus menggelar sesi pencocokan di forum investor," katanya.
Dia menambahkan, proyek-proyek itu termasuk pembangkit listrik tenaga terbarukan seperti angin dan surya, transmisi energi dan proyek-proyek infrastruktur, transportasi dan mobilitas. Ia berharap dalam beberapa bulan ke depan forum investasi ini akan mengarah investasi miliar dolar AS di tempat-tempat seperti Thailand dan Malaysia.
"Mereka ingin menarik investasi untuk infrastruktur yang berkaitan dengan iklim mereka. Negara-negara itu ingin mencapai tujuan iklim mereka sendiri dan membangun infrastruktur mereka sendiri, tapi mereka butuh modal dan itu yang kami selaraskan," tambahnya.
Kesepakatan "Ekonomi Adil" bertujuan memerangi korupsi dan pelanggaran pajak. Dalam pertemuan IPEF pekan ini, negara-negara yang berpartisipasi diperkirakan akan merinci janji dan langkah-langkah anti-korupsi dan transparansi. "Itu membuat semuanya dapat berjalan," kata Raimondo.