REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Muhyiddin dari Makkah, Arab Saudi
Jamaah Lansia (Lansia) asal Indonesia yang tinggal di sektor tujuh mendapatkan siraman rohani untuk persiapan Puncak Haji 2024 di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Ada seratus lebih jamaah yang hadir mengikuti program Vitisasi dan Edukasi yang digagas tim Bimbad Daker Makkah di Masjid Wanita Hotel Al Kiswah, Makkah, Senin (3/6/2024).
Salah satu jamaah asal Padang, Syafriah Shaleh Yusuf (70 tahun) mengapresiasi pelayanan yang diberikan Kementerian Agama (Kemenag) dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Karena, menurut dia, Kemenag sangat memperhatikan jamaah lansia, termasuk dalam layanan ibadah.
"Alhamdulillah dapat penyuluhan dari petugas haji, siraman rohani tentang haji. Bagus lah untuk jamaah di sini," ujar Syarfiah saat ditemui usai mendapatkan bimbingan.
Dia pun bersyukur pada tahun ini bisa berangkat haji bersama bibinya, Zumaidar Ibrahim Mirin (86 tahun). Ia pun mengaku sudah siap untuk mengikuti rangkaian Puncak Haji yang akan dimulai 9 Dzulhijjah mendatang.
"Sudah siap. Istirahat dengan baik, banyak-banyak berdoa mudah-mudahan lancar. Ibadahnya di hotel saja, karena sama saja," ucap Syarfiah.
Kegiatan Vitisasi dan Edukasi ini diisi oleh konsultan ibadah sektor tujuh dan tim Bimbingan Ibadah (Bimbad) Daker Makkah, seperti Prof Siti Mahmudah, KH Ahmad Shidqi, dan KH Moqsith Ghozali.
Kiai Moqsith menjelaskan, jamaah lansia yang diberangkatkan tahun ini sangat banyak, yakni 45 ribu jamaah. Karena itu, melalui kegiatan ini, pihaknya memberikan edukasi tentang pelaksanaan ibadah yang ramah lansia.
"Jumlahnya kan cukup banyak yang lansia atau yang Risti kan. Karena itu, konsultan ibadah harus mencarikan aktivitas pelaksanaan ibadah haji yang paling ramah, paling mudah buat mereka," kata Kiai Moqsith.
Menurut dia, jamaah lansia tidak mungkin untuk disirami dengan penjelasan ibadah-ibadah utama (fadhailul a'mal) yang pada umumnya dilakukan jamaah haji. Karena, fisik jamaah lansia berbeda dengan jamaah haji yang masih muda.
"Kita tidak mungkin memberikan penjelasan kepada orang-orang lansia, ibadah-ibadah yang sifatnya afdhaliyah, yang utama. Makanya kita dorong agar mereka melaksanakan yang pokok-pokok saja, terutama untuk wukuf di Arafah," jelas Kiai Moqsith.
Selain itu, dia juga menyarankan kepada jamaah lansia agar tidak melakukan akvitas lempar jumrah, tapi cukup diwakilkan saja. Karena waktu menuju Arafah masih cukup lama, Kiai Moqsith juga mengimbau kepada jamaah lansia untuk melaksanakan ibadah di hotel saja.
"Saya termasuk yang mengimbau agar jamaah haji yang lansia ini lebih banyak melakukan aktivitas ibadah di hotel, tidak usah memaksakan diri untuk beribadah di Masjidil Haram. Karena itu pasti membayakan mereka sendiri. Padahal Allah menegaskan agar umat manusia ini melakukan hifdzun nafs, memelihara jiwa," kata dia.