REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kesibukan yang tak ada hentinya terkadang membuat manusia melupakan bahwa sesungguhnya perjalanan kehidupan senantiasa bergulir bersama tarikan dan embusan napas. Kadang manusia tidak lagi menyadari betapa pentingnya napas dan baru merasakan itu saat mulai mengalami berbagai masalah kesehatan.
Tak banyak orang yang memahami bagaimana napas dapat mentransformasikan diri. Padahal, latihan napas dapat membantu kondisi mental seseorang menjadi lebih baik dan pada akhirnya membuat dia mampu bangkit mengatasi segenap persoalan yang dihadapi.
Napas merupakan anugerah istimewa yang dititipkan Sang Pencipta kepada makhluk-Nya, bukan saja untuk menghidupkan tubuh secara fisik, namun menghubungkan kita sebagai ciptaan-Nya. Demikian yang diungkapkan dalam acara peluncuran buku Jejak Sang Napas: Kekuatan Pemulihan Tanpa Batas yang dlakukan secara daring, Jumat (31/5/2024).
Buku Jejak Sang Napas ditulis oleh Dinari Kirana Satyani dan Ineke Machdi, dua praktisi sekaligus fasilitator pelatihan pernapasan bersertifikat internasional dengan metode breathwork trauma release. Keduanya membagikan perjalanan dan pengalaman healing yang dialami melalui latihan pernapasan di dalam buku tersebut.
Dinari, sarjana biologi Universitas Indonesia menceritakan perkenalannya dengan latihan pernapasan yang dijalani selama bertahun-tahun. Hasilnya, Dinari yang berprofesi sebagai editor tersebut mampu merasakan perubahan dalam dirinya.
"Saya sering mengalami sakit. Perkenalan saya dengan latihan pernapasan metode breathwork yang dilakukan Ineke memberi banyak manfaat terutama bagi kesehatan mental dan fisik, serta menginspirasi saya untuk turut mendalaminya," kata Dinari, dikutip dari siaran pers yang diterima Republika.co.id.
Dinari mengatakan, setiap orang memiliki cara untuk mengelola napas yang ditarik dan diembuskan setiap saat menjadi sebuah upaya membawa diri lebih baik. Dicontohkan Dinari, seseorang yang tersulut emosinya dan hendak meluapkan amarah karena sebuah sebab, bisa mengendalikannya dengan melakukan jeda.
Kemudian, selama beberapa detik menarik napas lalu diembuskan. Ini dilakukan agar emosi yang sempat tersulut bisa dikendalikan karena masuknya oksigen ke paru dan otak dan memberi stimulus kepada jiwa agar bisa mengendalikan amarah.
"Mengelola napas yang paling efektif adalah ketika kita sedang tersulut emosi dan hendak marah. Saat itulah kita bisa mengendalikannya dengan melakukan jeda sambil mengatur napas," ujar Dinari yang memiliki sertifikasi yoga, intuitive coaching, dan spiritual healing.
Sementara itu, Ineke yang merupakan mantan peragawati kenamaan era 1990-an dan sempat mengajar di sekolah model bersama Soraya Haque, mengungkapkan esensi latihan pernapasan breathwork. Intinya, mengajak setiap orang untuk dapat mengetahui potensi alam bawah sadar yang dimiliki.