Selasa 04 Jun 2024 17:54 WIB

Bupati Dadang Supriatna Ajak Masyarakat Bangun Kekompakan demi Pembangunan

Bupati mendorong kepala desa untuk melakukan pendataan warga yang masih menganggur.

BUPATI Bandung, Dadang Supriatna dalam kegiatan Rembug Bedas ke-123 di Kantor Desa Cikasungka Kecamatan Cikancung Kabupaten Bandung, Selasa, 4 Juni 2024.
Foto: Humas Pemkab Bandung
BUPATI Bandung, Dadang Supriatna dalam kegiatan Rembug Bedas ke-123 di Kantor Desa Cikasungka Kecamatan Cikancung Kabupaten Bandung, Selasa, 4 Juni 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUPATEN BANDUNG -- Menghadapi Indonesia Emas 2045, Bupati Bandung Dadang Supriatna mengajak masyarakat untuk membangun kekompakan dalam meningkatkan pembangunan di Kabupaten Bandung.

Untuk itu, semua pihak diwajibkan untuk melakukan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang profesional dan paham Informasi dan Teknologi (IT). Selain itu big data, riset and development, institusi yang kuat, dan mengelola keuangan (anggaran) dengan baik.

Baca Juga

"Kelima hal tersebut, penting untuk dipahami oleh masyarakat, berkaitan dengan persiapan menghadapi Indonesia Emas 2045, terutama peningkatan sumber daya manusia," kata Bupati Bandung Dadang Supriatna pada acara Rembug Bedas ke-123 di Kantor Desa Cikasungka Kecamatan Cikancung Kabupaten Bandung, Selasa, (4/6/2024).

Dalam kegiatan Rembug Bedas ke-123 yang diinisiasi oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) ini, Dadang Supriatna mengajak para pemuda di Desa Cikasungka khususnya dan di Kecamatan Cikancung yang belum mendapatkan pekerjaan, untuk mengikuti berbagai pelatihan yang diselenggarakan oleh Pemkab Bandung.

"Bagi para pemuda yang masih menganggur setelah lulus pendidikan, bisa mengikuti pelatihan atau kursus bahasa Jepang, bahasa Korea, kursus perbengkelan, menjahit, dan kursus lainnya untuk persiapan bekerja. Tinggal ada kemauan saja," katanya.

Untuk itu, Kang DS sapaan akrab Bupati Bandung, mendorong kepala desa untuk melakukan pendataan pemuda atau warga yang masih menganggur untuk diusulkan mengikuti pelatihan atau kursus yang sudah disiapkan oleh Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Bandung.

"Inilah pentingnya ada big data di masing-masing desa di Kabupaten Bandung. Big data itu selain untuk mendata angka pengangguran, juga untuk mencatat berapa jumlah penduduk di setiap desa. Selain itu untuk mencatat berapa warga miskin ekstrem, anak stunting, bayi baru lahir yang diketahui kurang gizi. Termasuk untuk mendata berapa jumlah anak-anak atau remaja yang belum memiliki ijasah SD, SMP, dan SLTA dan data lainnya," tuturnya.

Kang DS menegaskan, pentingnya big data ini untuk menyiapkan program yang akan dilaksanakan di masing-masing desa. "Untuk melaksanakan program itu, bisa dibahas melalui musyawarah rencana pembangunan dari mulia RT, RW, desa, kecamatan hingga kabupaten," katanya.

Kang DS menambahkan, pihaknya telah melaksanakan program insentif untuk RT, RW, Linmas, Perangkat Desa, BPD, dan insentif lainnya. Bahkan insentif untuk RT, RW dan Linmas dinaikkan 100 persen. Bupati berharap mereka kompak dan solid dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari.

"Kami juga sudah memberikan BPJS Ketenagakerjaan kepada para kader PKK di masing-masing desa," katanya.

Lebih lanjut, Kang DS mendorong pengembangan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) di masing-masing desa. Hasil dari Bumdes tersebut bisa digunakan untuk peningkatan pembangunan di desa. Dalam Rembug Bedas ke-123 ini juga, Kang DS mensosialisasikan tiga muatan lokal, yaitu pendidikan Pancasila dan UUD 1945, pendidikan budaya dan bahasa Sunda, dan pendidikan belajar mengaji dan menghafal Alquran.

"Dengan adanya tiga muatan lokal, guru ngaji datang ke sekolah untuk mengajar mengaji dan membaca Alquran," katanya

Menurutnya, manfaatnya tiga muatan lokal terebut, untuk meningkatkan kemampuan baca Al-Qur'an bagi anak-anak di Kabupaten Bandung. semula anak-anak yang bisa baca Alquran itu hanya 15 persen. Data itu diketahui saat Kang DS awal jadi Bupati Bandung.

"Pada awal saya menjabat Bupati Bandung anak-anak yang bisa baca Alquran hanya 15 persen. Saat ini, selama tiga tahun sudah mencapai 80 persen yang bisa baca Alquran," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement