Selasa 04 Jun 2024 19:24 WIB

Mengenang Kembali Ebrahim Raisi dan 4 Sikap Kerasnya Terhadap Barat dan Israel

Alharhum Ebrahim Raisi dikenal sosok yang tegas

Rep: Lintar Satria, Fuji E Permana / Red: Nashih Nashrullah
Tentara Iran membawa peti jenazah Presiden Ebrahim Raisi dan pejabat tinggi Iran lainnya yang tewas dalam kecelakaan helikopter saat rangkaian prosesi upacara pemakaman di kota Tabriz, Iran, Selasa (21/5/2024). Prosesi pemakaman Presiden Iran Ebrahim Raisi dimulai pada Selasa (21/5/2024) di Tabriz yang selanjutnya akan digelar selama beberapa hari kedepan hingga nantinya almarhum Ebrahim Raisi akan dimakamkan di Mashhad pada Kamis (23/5/2024) nanti. Selama prosesi pemakaman Ebrahim Raisi, pemerintah Iran memberlakukan libur nasional dan menutup aktivitas kantor.
Foto:

Raisi dibesarkan di kota Masyhad, pusat keagamaan penting bagi 12 imam syiah sebagai tempat pemakaman imam ke-8 bernama Ali al-Rida. Dilansir dari laman Britannica, Senin (20/5/2024).

Ebrahim Raisi lahir pada masa dimulainya reformasi pertanahan tahun 1960-1963 dan program pembangunan Revolusi Putih pada 1963-1979, ketika Iran sedang mengalami perubahan besar dalam distribusi kekuasaan dan kekayaannya.

Meskipun negara ini mengalami modernisasi dan urbanisasi yang pesat, kelompok ulama termasuk di antara kelompok yang paling kehilangan haknya akibat reformasi yang dilakukan Shah. Hal ini terutama terjadi di Masyhad, di mana lembaga ulama mempunyai kepemilikan properti yang luas dan pengaruh yang sangat besar terhadap perekonomian lokal.

Dibesarkan dalam keluarga ulama, Ebrahim Raisi mengenyam pendidikan agama. Pada tahun 1975, Ebrahim Raisi menghadiri seminaris di Qom, pusat intelektual Islam Syiah terkemuka, dan belajar di bawah bimbingan beberapa ulama paling terkemuka di Iran.