Rabu 05 Jun 2024 10:34 WIB

Hizbullah Lebanon Nyatakan Siap Total War Lawan Israel

Sebesar apapun serangan militer Israel di Lebanon akan dibalas dengan kehancuran.

 Pendukung Hizbullah mendengarkan pidato pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah.
Foto: EPA-EFE/WAEL HAMZEH
Pendukung Hizbullah mendengarkan pidato pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Perang antara Israel dengan sejumlah negara di Timur Tengah sampai ke babak baru. Bukan hanya dengan Palestina, tahun ini Israel berhadap-hadapan langsung dengan Iran dan Lebanon.

Bahkan dalam pernyataan terbarunya, Hizbullah yang merupakan sayap militer Lebanon dengan terang-terangan menyatakan kesiapannya untuk total war melawan Israel.

Baca Juga

“Kami tidak akan memberi ruang kepada Israel untuk menang dalam perang ini,” kata Wakil Komandan Hizbullah Lebanon Syekh Naim Qassem, sebagaimana diberitakan Al Jazeera pada Selasa (4/6/2024).

Dengan tegas, Hizbullah menegaskan, segala ekspansi militer yang dilakukan Israel, sebesar apapun eskalasinya, di tanah Lebanon, akan dibalas dengan keputusasaan, kehancuran, dan kekalahan.

Sejak delapan bulan, Israel dan Hizbullah terlibat dalam perang. Satu dan lainnya saling menyerang dengan menggunakan berbagai alat utama sistem persenjataan. 

Naim Qassem mengungkapkan sikapnya mendukung Gaza yang selama ini berjuang meraih kemerdekaan. 

Serangan militer Israel

Israel menjatuhkan 70.000 ton bom di Jalur Gaza sejak Oktober tahun lalu, atau jauh melampaui gabungan jumlah bom yang digunakan di Dresden, Hamburg, dan London selama Perang Dunia II.

"Diperkirakan Israel telah menjatuhkan lebih dari 70.000 ton bahan peledak di Jalur Gaza sebagai tambahan atas operasi buldosernya, yang mengakibatkan hancurnya semua bangunan pada jarak hingga satu kilometer di timur dan utara jalur tersebut untuk menciptakan apa yang disebut zona penyangga," kata Euro-Med Human Rights Monitor.

Selama Perang Dunia II berlangsung, Jerman mengebom London dengan menjatuhkan sekitar 18.300 ton bom antara tahun 1940 dan 1941, menurut berbagai perkiraan, termasuk arsip dari New York Times.

Sekutu menjatuhkan 8.500 ton bom di Hamburg pada musim panas 1943, kata Hendrik Althoff, seorang peneliti di Departemen Sejarah di Universitas Hamburg.

Sekutu juga menggunakan 3.900 ton bom di Dresden pada Februari 1945, menurut catatan sejarah.

Israel terus melanjutkan serangan brutalnya di Gaza sebagai balasan atas serangan kelompok Palestina, Hamas, pada 7 Oktober 2023.

Lebih dari 36.500 warga Palestina telah tewas di Gaza dan hampir 83.000 orang lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Hampir delapan bulan selama perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur di tengah terbatasnya akses terhadap makanan, air bersih, dan obat-obatan.

 

Lihat halaman berikutnya >>>

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement