REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Alwi Shahab
Ketika memasuki rumah cukup luas di kawasan elite Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pekan lalu, seorang petugas menyapa saya, ”Mau bertemu ibu sepuh?”
Kemudian, di ruang tengah yang luas, saya diminta menunggu, karena sang ibu tengah Shalat Zuhur. Setengah jam kemudian keluarlah seorang nenek dari kamarnya seorang diri menggunakan kursi roda. Dia adalah Sri Ayati, kelahiran Tegal yang pada 1957 mendapat persembahan khusus sebuah puisi dari Chairil Anwar.
Puisi karya Chairil Anwar berjudul Senja di Pelabuhan Kecil itu dinilai kritikus sastra HB Jassin berisi 'kerawanan hati, suatu kesedihan yang mendalam yang tidak terucapkan'. ”Saya tahu dari almarhumah Mimiek, anak angkat Sutan Syahrir, bahwa Chairil Anwar membuat sajak untuk saya,” kata nenek empat anak dan sejumlah cucu yang masih berbicara jelas dan daya ingatnya masih kuat itu.
”Alhamdulillah, memori saya masih baik dan tidak pikun. Hanya mata saya tidak dapat melihat lagi, karena penyakit glukoma,” kata nenek yang telah empat bulan berada di Jakarta diboyong oleh putra bungsu dan menantunya untuk berobat.