Kamis 16 Jun 2016 07:00 WIB

Kemarahan Bung Karno dan Keangkuhan Malaysia

Red: Karta Raharja Ucu
Mantan presiden Soekarno
Foto: Life
Mantan presiden Soekarno

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Alwi Shahab

Bertahun-tahun suhu hubungan Indonesia dengan Malaysia naik turun. Kadang dingin, tak jarang kedua negara serumpun ini memanas.

Hubungan kedua negara kembali memanas sejak Malaysia mengklaim blok Ambalat —wilayah kedaulatan Indonesia— sebagai wilayahnya. Mendapat angin setelah di Mahkamah Internasional memenangkan klaim atas pulau Sipadan dan Ligitan, kini Malaysia melancarkan trik baru, mengklaim pulau yang terletak di timur laut Kalimantan Timur sebagai wilayahnya.

Sebelumnya, hubungan kedua negara sedikit agak terganggu akibat persoalan tenaga kerja Indonesia. Banyak tenaga kerja kita di Malaysia yang diperlakukan tidak manusiawi: disiksa dan tidak sedikit yang tidak dibayar gajinya. Mereka yang mengalami nasib demikian diperlakukan seperti budak belian.

Untuk menyelesaikan masalah Ambalat, Susilo Bambang Yudhoyono yang saat itu menjadi presiden didampingi Pangab dan ketiga Kepala Staf Angkatan, selama dua hari berkunjung ke Pulau Sebatik untuk meninjau kesiapan pasukan-pasukan di daerah perbatasan. Di samping untuk meninjau situasi lapangan. Untuk itu, Presiden dan rombongan naik kapal perang RI (KRI) KS Tubun yang tengah sandar di Tarakan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement