REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Alwi Shahab
Wajahnya begitu tirus. Pipinya kempot dan lisut. Sehari-hari, selama enam tahun, wanita berusia senja itu, terbaring di ranjang tua.
Saking lamanya tergolek, tulangnya pun menyusut. Tubuhnya membungkuk. Kedua kakinya mengecil dan kehitam-hitaman.
Dunianya pun kini cuma di sekitar ranjang yang terletak di kamar berukuran tiga kali tiga meter. Kaleng havermout --merupakan makanan sehari-harinya-- tergolek di pangkuan sunyi. Ia hidup di situ: makan dan buang hajat. Tak mengherankan, kamar yang agak pengap itu, beraroma pesing.
Siapa menyangka, wanita yang terasing di 'dunia sunyi' itu, pernah (turut) menjadi pusat perhatian publik dan pula pernah menjadi pesona yang mengalirkan semangat gempita bagi Ismail Marzuki saat menciptakan lagu Halo-Halo Bandung.
Wanita yang tergolek lemah itu adalah Eulis, seseorang yang menjadi sumber inspirasi komponis besar Indonesia Ismail Marzuki. Cinta, semangat hidup yang meluap, dan rasa romantik dan kegilaan terhadap mojang priangan itu, turut menjadi pemicu magnet kreativitas bagi Ismail Marzuki.