REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Alwi Shahab
Warga Jakarta selama seminggu bebas dari kemacetan la lu lintas karena ditinggal mudik Lebaran penduduknya. Saya merasakan lalu lintas seperti pada 1960-an, ketika kota masih lengang.
Satu segi positif kebiasaan mudik adalah dana puluhan triliun rupiah mengalir dan tersedot ke daerah-daerah dan menghidupkan perekonomian setempat. Bank Indonesia (BI) memperkirakan, nilai transaksi sepanjang masa mudik mencapai hampir lebih dari Rp 90 triliun dibawa 22 juta pemudik.
Sayangnya, korban tewas kecelakaan, terutama sepeda motor, masih cukup tinggi. Korban meninggal dunia karena mudik yang paling fenomenal terjadi saat kemacetan di pintu keluar tol Brebes Timur atau lebih dikenal 'Brexit'.
Menurut saya, perlu ada pengaturan lalu lintas agar tidak berulang. Pada 1950-an dan 1960-an, meski Jakarta mulai didatangi banyak pendatang tapi gelombangnya biasa saja. Artinya, Pemprov DKI tidak disibukkan untuk mengerahkan angkutan Lebaran seperti sekarang.