REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Alwi Shahab
Pencak silat telah dikenal selama berabad-abad di Tanah Air. Bahkan ia telah dipertunjukkan sejak abad ke-16, di saat pesta perkawinan atau khitanan di Jayakarta. Bagi warga Betawi main silat adalah suatu kemustian.
Pada tempo doeloe hampir di tiap kampung Betawi terdapat jagoan silat. Mereka sangat disegani karena tingkah lakunya yang terpuji.
Mereka menggunakan ilmu bela dirinya untuk amar ma'ruf nahi munkar. Mengajak manusia ke jalan kebaikan dan mencegah kezaliman. Jauh dari tingkah laku para preman sekarang, yang main palak dan memeras tanpa mengenal kasihan.
Di Kampung Kwitang, Jakarta Pusat, setidaknya sampai 1960-an dikenal sebagai salah gudang jago pencak silat di Ibu Kota. Di antara belasan jagoan terdapat H Muhammad Djaelani, yang lebih dikenal dengan sebutan Mad Djaelani. Ilmu silatnya, Mustika Kwitang, kini diwariskan pada cucunya, sekaligus muridnya, H Zakaria.