REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Alwi Shahab
Pada zaman Belanda, bahkan sampai 1950-an, sebagai syarat diterima di sekolah dasar, siswa diharuskan menjulurkan tangan menyentuh telinga.
Maklum kala itu kebanyakan anak tidak tahu tanggal lahirnya. Sialnya, mereka yang bertubuh kecil baru bisa menyentuh telinga saat berusia 10 tahun.
Karena itu, anak-anak di masa lalu baru lulus SR (kini SD) setelah berusia 14 tahun. Kini, berdasarkan ketentuan, mereka baru bisa diterima di SD setelah berusia tujuh tahun. Kenyataannya, banyak yang memanipulir umur. Banyak anak umur lima tahun sudah masuk SD.
Pada zaman Belanda dan awal kemerdekaan, sekolah gratis. Orang tua tidak dipusingkan seperti sekarang. Karena tidak bayar satu sen pun. Dapat buku, peralatan sekolah dan satu gelas susu per hari.
Kini, sesudah lebih 50 tahun merdeka, untuk masuk sekolah perlu uang banyak. Harus bayar uang bangunan yang nilanya ratusan ribu hingga jutaan perak. Belum lagi uang pembinaan sekolah antara Rp 10 ribu sampai 30 ribu per murid.