REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Alwi Shahab
Lukisan Johannes Rach, perwira VOC pada 1772 memperlihatkan sebuah batu yang memperlihatkan dua telapak kaki di bekas Keraton Kerajaan Pajajaran, Bogor. Dua buah telapak kaki ini diyakini sebagai telapak kaki Raja Pajajaran yang berpusat di Batutulis, tempat yang dilukis Rach.
Di bagian atas (batu besar) terdapat sebuah prasasti dalam bahasa Sunda Kuno memperingatkan berdirinya Kerajaan Hindu Pajajaran pada 1333. Ketika itu, Sunda Kelapa di Teluk Jakarta merupakan bagian dari Kerajaan Pajajaran.
Sejak Fatahillah merebut Sunda Kelapa dan menaklukkan Portugis pada 1552, runtuhlah kerajaan Hindu ini. Sementara itu, Islam yang telah banyak penganutnya makin berkibar di bekas kerajaan Hindu.
Menurut sebuah naskah pada 1776, situs ini berada di sebuah kampung dan batu-batunya dinaungi sebuah pondokan. Ketika lukisan ini dibuat, pondokan itu belum terlihat.
Disebutkan batu-batu tersebut merupakan objek pemujaan. Oleh beberapa kalangan tempat ini dianggap mistis dan sakral karena bagian dari tujuh tempat pabuyutan 'keramat'. Semuanya dikaitkan dengan Keraton Pajajaran yang dinamai Sri Bima Punta Narayana Madura Surapati.