REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Alwi Shahab
Abdullah Zaidan tak dapat menahan harunya saat bercerita masa lalu Kampung Pekojan, Jakarta Barat. Air mata kakek belasan cucu ini menetes karena Pekojan yang pada masa kolonial ditetapkan sebagai kampung Arab pada 1950-an ditinggal penghuninya. Mereka hengkang ke kawasan selatan Jakarta.
Kini, mayoritas penghuni Pekojan adalah keturunan Cina. Kawasan yang bersebelahan dengan Glodok ini ikut berkembang sebagai pusat perdagangan di Ibu Kota.
”Padahal sampai 1940-an, di Pekojan hanya ada tiga keluarga Cina. Di antaranya tukang es dan pemilik warung,” kata sesepuh Pekojan ini. Saat ini, warga keturunan Arab di Pekojan berjumlah 50 hingga 60 kepala keluarga.
Sejumlah gedung dan rumah yang dulu milik jamaah (sebutan untuk keturunan Arab), kini jadi milik baokdeh (istilah Arab untuk keturunan Cina). ”Padahal, dulu tukang bakmi tidak berani lewat Pekojan, takut ditimpuki anak-anak,” ucap Abdurahman Alatas sepupu mantan menlu Ali Alatas.