REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Alwi Shahab
Banjir masih akan mengancam Ibu Kota. Banjir sudah jadi langganan di Jakarta sejak zaman kolonial Belanda. Bahkan sudah berlangsung sejak Gubernur Jenderal Jan Pieterzoon Coen membangun kota Batavia.
Pada 1619, Coen membongkar bangunan-bangunan yang terbuat dari bambu, anyaman tikar dan atap rumbia milik Pangeran Jayakarta dan para pengikutnya. Kemudian, ia menggantinya dengan bangunan-bangunan permanen dengan kerangka dari batu kali dan beton, beratap genting. Terusan-terusan sempit dengan jembatan-jembatan bambu oleh jenderal Coen diganti dengan jembatan batu.
Penggalian terusan-terusan ini menghasilkan tanah untuk menimbun bagian-bagian kota yang rendah. Namun, waktu air laut pasang, yang bertepatan dengan hujan lebat penduduk kota mengalami banjir besar-besaran.
Andai kata saja Coen bersikap bijaksana, dan merencanakan pembangunan Kota Batavia pada tanah yang lebih tinggi, hal itu akan mencegah penduduk kota ini yang selama berabad-abad mengalami musibah yang tidak terkira, akibat banjir, tulis Willard A. Hanna, dalam Hikayat Jakarta.