Ahad 04 Sep 2016 09:41 WIB

Kisah Pedang Keadilan, Perbudakan dan Nyai Belanda

Pedang Keadilan yang tersimpan di Museum Fatahillah, Jakarta
Foto: IST
Pedang Keadilan yang tersimpan di Museum Fatahillah, Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Alwi Shahab

Ketika beberapa tahun lalu saya ikut memandu sekitar seratus mahasiswa Universitas Trisakti, mereka sangat antusias menyaksikan sebuah pedang tua yang terdapat di lantai dua Museum Sejarah Jakarta. Pedang yang tampak kehitaman karena tuanya itu tersimpan di sebuah tempat jam di sudut kanan gedung yang telah berusia lebih dari tiga abad. Melihat pedang yang panjangnya lebih satu setengah meter itu saya meyakini sang algojo mestilah seorang yang kuat tenaganya.

Saya tidak dapat menjawab ketika banyak pertanyaan, berapa kepala yang terpenggal oleh ayunan 'pedang keadilan' itu. Yang jelas, pada 6 Juni 1629, seorang perwira muda VOC berusia 16 tahun bernama Contenhoeff pernah dihukum pancung di halaman muka Balaikota (kini Museum Sejarah) dengan pedang itu.

Karena, perwira tampan ini poatang (ketahuan) saat berhubungan badan dengan Saartje Specx (12 tahun), putri pedagang senior Jacques Specx, dari hasil 'kumpul kebo' dengan wanita Jepang. Kedua sejoli itu, atas permintaan gubernur jenderal JP Coen, dihukum berat. Saartje disiksa di halaman yang sama.

Pada 1630 pemerintah kolonial di Negeri Belanda melarang untuk mengirim wanita Belanda ke Asia. Suatu perkecualian dibuat bagi pegawai tinggi yang diizinkan membawa istri dan anak-anak mereka.

Akibatnya adalah suatu masyarakat dengan banyak lelaki dan hanya sedikit wanita berkulit putih. Karena itulah mereka mengawini para wanita untuk dijadikan nyai, dan lahirlah banyak keturunan Indo-Belanda. Di Batavia orang Belanda memakai istilah mestizen untuk orang berdarah campuran antara Asia dan Eropa. Mereka memakai bahasa Portugis, umumnya bahasa di abad ke-19 di Batavia.

Sejarawan Belanda, Hans Bonke, menyebutkan, janda-janda kaya dari pegawai Kompeni sangat disukai sebagai istri seorang bujangan yang ambisius. Dengan demikian terjadi hubungan keluarga di antara keluarga-keluarga penting yang mempengaruhi masa depan seseorang.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement