REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Alwi Shahab
Sekitar 30 ribu warga Jakarta memperingati setahun perang Asia Timur Raya antara pihak Jepang dan Sekutu. Upacara yang berlangsung di Lapangan Gambir (kini Monas dan sebelumnya Ikada) diikuti oleh wakil-wakil dari perkumpulan pemuda, murid-murid sekolah, dan rakyat umum, termasuk penduduk Jepang yang berada di Jakarta. Menurut majalah Jepang, Djawa Baroe, acara semacam ini dilakukan pula di berbagai Tanah Air.
Rapat ini dihadiri Letnan Jenderal Okazaki-panglima pendudukan Jepang di Indonesia-dan Bung Karno yang mewakili bangsa Indonesia. Menurut Bung Karno, kedatangan bala tentara Dai Nippon di negeri ini merupakan siksaan Tuhan terhadap Belanda.
"Jepang telah membebaskan saya dari pembuangan dan sekarang memberi kesempatan bekerja bersama-sama untuk keselamatan Asia dan Asia umumnya." Karena kedekatannya itu, Bung Karno dianggap sebagai kolaborator Jepang.
Perang Dunia ke-2 terjadi pada 1939-1945. Pertahanan Inggris di Hong Kong dilumpuhkan pada 26 Desember 1941. Pada 15 Februari 1942, giliran Singapura jatuh ke tangan bala tentara Jepang. Kemudian, pasukan Jepang bergerak ke arah selatan dengan menguasai Tarakan (Indonesia) pada 11 Februari 1942. Menyusul Balikpapan, Plaju, dan Sungai Gerong yang merupakan ladang minyak.
Batavia mereka taklukkan pada Maret 1942 yang bergerak maju dari arah Banten. Ketika Jepang bertempur dengan Belanda, rakyat biasa saja, tak ada yang membela Belanda.