Ahad 02 Oct 2016 07:00 WIB

Batik Indonesia, Kesultanan Ottoman, dan Eksistensi Prancis

Batik, ilustrasi
Foto: ANTARA
Batik, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Alwi Shahab

Hari ini, 2 Oktober, diperingati sebagai Hari Batik Nasional, hari perayaan nasional Indonesia untuk memperingati ditetapkannya batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) pada 2 Oktober 2009 oleh UNESCO. Pemilihan Hari Batik Nasional pada 2 Oktober berdasarkan keputusan UNESCO, yaitu badan PBB yang membidangi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan, yang secara resmi mengakui batik Indonesia sebagai warisan budaya dunia.

UNESCO memasukkan batik dalam Daftar Representatif Budaya tak Benda Warisan Manusia. Pengakuan terhadap batik merupakan pengakuan internasional terhadap budaya Indonesia. Dulu, pakaian batik dipandang sebagai pakain formil dan 'kampungan'. Tetapi, perlahan-lahan, terutama sejak diakuinya batik di tingkat dunia, banyak rakyat Indonesia semakin peduli dengan salah satu warisan budaya leluhurnya tersebut.

Mendapati ibu-ibu berpakaian batik merupakan hal langka di Jakarta. Mereka lebih senang berkemeja dan celana panjang karena lebih praktis. Padahal, sampai 1950-an kain batik mendominasi busana wanita Indonesia dengan baju kebayanya. Bahkan, para wanita Indo Belanda dan Cina sehari-hari kala itu juga berkain batik dan berkebaya hingga dikenal istilah kebaya encim dengan kain batiknya.

Meskipun kini sudah jarang digandrungi para ibu, tapi ratusan koleksi kain batik yang sudah berusia ratusan tahun dapat kita saksikan di Museum Tekstil, Jalan Karet Satsuit Tubun (dulu Jl Petamburan) No 4, Jakarta Barat. Museum yang diresmikan almarhumah Tien Soeharto pada 28 Juni 1976 lalu ini mengetengahkan koleksi kain tradisional dari berbagai daerah Indonesia dengan dominasi kain batik.

Sampai 1970-an, daerah Karet Tengsin dan Setiabudi (Jakarta Pusat) serta Palmerah (Jakarta Barat) menjadi salah satu industri kain batik di Ibu Kota. Sebagian besar industri dan perajin batik itu kini sudah bangkrut.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement