REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Alwi Shahab
Patung Pangeran Diponegoro dari perunggu sejak 6 Desember 2005 menghiasi Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat. Gubernur DKI saat itu, Sutiyoso, menginginkan patung para tokoh nasional disesuaikan dengan nama jalan yang ada.
Gambar berjudul "Penangkapan Diponegoro" oleh Jenderal HM de Kock di dekat Magelang, Jawa Tengah merupakan lukisan Raden Saleh. Pelukis kenamaan ini melukisnya di 'istananya' (kini rumah sakit DGI Cikini, Jakarta Pusat) pada 1858.
Lukisan yang sebelumnya disimpan di Belanda tersebut baru diserahkan setelah kemerdekaan. Kemudian oleh Presiden Sukarno dijadikan sebagai koleksi istana kepresidenan.
Pangeran dari Keraton Yogyakarta ini, yang selama lima tahun memimpin peperangan melawan Belanda (1825-1830), hanya dapat ditangkap dengan tipu muslihat. Ia lebih dulu ditipu untuk berunding oleh penguasa kolonial.
Bertentangan dengan pelukis lainnya yang melukis dari sudut pandang Belanda, Raden Saleh menunjukkan Pangeran Diponegoro sebagai pemenang bermoral. Ia berjalan ketahanannya dengan muka menantang menatap jenderal Belanda yang tidak mengenal malu melakukan tipu daya semacam itu.
Boleh dikata, lukisan itu merupakan suatu karya lukis yang revolusioner dan antikolonial, yang menyebabkan Bung Karno menjadikannya sebagai koleksi Istana.