Jumat 09 Dec 2016 14:25 WIB

Menjelajahi Benteng Belanda di Ancol

Pasan dan Benteng Batavia Abad ke-17
Foto: Arsip Nasional
Pasan dan Benteng Batavia Abad ke-17

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Alwi Shahab

Sekitar 1775, Johannes Rach membuat lukisan sebuah benteng pertahanan militer yang sangat sederhana di daerah rawa-rawa dekat muara Kali Ancol, Jakarta Utara. Jaraknya sekitar lima kilometer dari pusat kota Batavia kala itu di Pasar Ikan. Benteng tersebut terletak di ujung Antjole Vaart: sebuah kanal paralel ke arah pantai yang menghubungkan Ancol dengan Batavia dan mengalir ke Sungai Ancol yang berliku-liku.

Sampai sekarang, benteng pertahanan militer Belanda ini masih dapat kita saksikan dan dijadikan sebagai bangunan bersejarah yang dilestarikan. Kini, daerah itu menjadi tempat rekreasi paling terkenal di Batavia, yaitu Taman Impian Jaya Ancol. Setiap akhir pekan, ribuan orang mendatangi TIJA (Taman Impian Jaya Ancol). TIJA juga menjadi salah satu tempat hiburan pada pergantian tahun 2011 ke 2012.

Benteng tersebut berbentuk segi empat dengan empat kubu pertahanan yang mempunyai gardu penjagaan dari batu dan dipersenjatai meriam. Di sebelah kiri pertahanan terdapat sebuah menara lonceng yang dibunyikan setiap setengah jam dan berfungsi sebagai tanda bahaya dalam keadaan darurat. Dentang lonceng ini bisa mencapai Batavia atau benteng-benteng lain di sekitarnya. Di kubu pertahanan terdapat obor berbentuk bintang dengan tongkat yang kemungkinan digunakan untuk menerangi seluruh daerah itu pada malam hari atau jika terjadi penyerangan.

Kubu pertahanan depan mencakup jembatan angkat yang dijaga seorang prajurit yang merupakan jalan masuk menuju benteng, dan dari gerbang benteng yang terbuka terlihat asrama penembak. Di belakangnya (tidak tampak) adalah rumah komandan benteng. Di depan gerbang, di sebelah kanan, beberapa prajurit garnizun sedang menikmati waktu lepas dinas mereka.

Bahkan, salah satunya sedang beristirahat di tempat tidur. Tidak dibayangkan bagaimana benteng ini mampu menahan serangan sehingga tidak mengherankan jika Belanda meninggalkan benteng Ancol ini tanpa pertahanan dan manarik pasukannya ke wilayah pedalaman ketika Inggris mendarat di dekat Ancol (Cilincing) pada 1811.

Sekarang ini bagi yang berminat, sambil rekreasi ke TIJA, ada baiknya kita juga melihat sisa-sisa peninggalan benteng Ancol ini yang dibangun VOC saat Batavia tidak aman dan terusik oleh gerilyawan-gerilyawan dari Banten dan Mataram. Ancol yang kini berkembang sejak adanya tempat rekreasi di tepi pantai, sampai 1960-an merupakan daerah yang sunyi.

Bahkan, dianggap angker karena mitos "si manis dari jembatan ancol" yang mengganggu sopir dan orang yang lewat. Apalagi, ketika itu di semak-semak sering muncul monyet-monyet yang berkeliaran.

Presiden Sukarno boleh dikata merupakan perintis berkembangnya tempat rekreasi di Ancol. Dia juga pernah merencanakan membangun menara yang ketika itu termasuk menara tertinggi di dunia. Tapi, rencana besar ini tidak terwujud karena beliau dijatuhkan setelah terjadinya kudeta G30S yang gagal.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement