REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Alwi Shahab
Salah satu tempat hiburan pada 1950-an, terutama pada waktu malam, adalah sekitar Pasar Senen, Jakarta Pusat. Senen kala itu jauh lebih gemerlap dibanding Pasar Tanah Abang yang sebagian besar masih gubuk-gubuk. Sebagai anak Kwitang, pergi ke Senen hanya tinggal menyeberang saja dari Jalan Kramat Raya.
Dari bioskop Rivoli yang kini sudah almarhum hingga ke bioskop Grand (kini Kramat), ratusan pedagang berjejer menggelar dagangannya. Pasar Senen yang dipenuhi para pedagang kelas menengah dan bawah sejak awal abad ke-20 telah menjadi jantung kota yang tidak pernah tidur. Di sini, kita bisa mendapatkan apa saja, termasuk tukang copet dan tukang jambret yang dikenal dengan Buaya Senen.