Senin 05 Mar 2018 09:10 WIB

5 Maret, Mengenang Lahirnya Legenda Betawi Benyamin Sueb

Benyamin pernah menolak ketika ditawari ilmu panjang umur oleh engkongnya, Haji Ung.

Benyamin S
Foto: getglue.com
Benyamin S

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Alwi Shahab

"Saya ingin ada Betawi Mini, kayak Taman Mini, gitu! Ada rumah Betawi, pohonnye, pertunjukan kesenian, dan makanan khasnye. Kayak kerak telor, gitu. Saya sudah sering sampein, tapi tetap aje belum ditanggapin. Mungkin nanti, kalau saya sudah tidak ada, baru ditanggapin."

Pernyataan di atas dikemukakan Haji Benyamin Sueb dalam wawancara terakhir dengan Republika pada 17 Agustus 1995. Sepuluh hari setelah pernyataannya ini, pada 27 Agustus 1995, seniman dan aktor Betawi serbabisa ini terkena serangan jantung dan tidak sadarkan diri saat bermain sepak bola bersama warga Cinere, Jakarta Selatan, di dekat kediamannya. Setelah mendapatkan perawatan intensif di ruang gawat darurat RS Harapan Kita, Bang Ben, panggilan akrab Benyamin S, kembali ke sisi Tuhannya.

Benyamin mengembuskan napas terakhir pada 5 September 1995 dalam usia 56 tahun. Lalu, keesokan harinya, hampir seluruh koran menurunkan berita utama dengan huruf-huruf besar tentang kematian almarhum. Sementara, takbir, tahlil, dan salawat dikumandangkan ribuan peziarah ketika mengantar jenazah almarhum ke TPU Karet, Jakarta Pusat.

Bang Ben mendirikan Bens Radio yang selalu konsisten membawakan aspirasi warga Betawi. Hingga akhir hayatnya, Benyamin, yang dilahirkan di Kemayoran, 5 Maret 1939, masih memendam impian yang belum terwujud, yaitu sebuah Museum Betawi yang mirip Taman Mini. Keinginannya itu pernah dilontarkan kepada para gubernur yang pernah memerintah Jakarta. "Ane sampe lupe siapa aje gubernurnye," kata bos Radio Bens itu.

Yang dimaksudkan Benyamin, di Jakarta terdapat berbagai kesenian dari berbagai daerah, seperti Miss Tjitjih (Sunda) dan Wayang Orang Barata (Jawa). "Tapi, gedung kesenian Betawi mane?" tanyanya.

photo
Fans Benyamin Sueb berziarah ke makam Benyamin S dalam rangka haul Benyamin di TPU Karet Bivak, Jakarta, Senin (5/9). (Yasin Habibie)

Gubernur DKI Jakarta saat itu, Sutiyoso, memang sudah membangun Perkampungan Betawi di Setu Babakan, Jakarta Selatan. Namun, itu baru sepenggal dari impian Benyamin.

Bang Bens adalah potret Betawi. Ia lahir, besar, tumbuh, dan beranak cucu di Kemayoran, salah satu kampung tua di Jakarta. Dengan stasiun radionya, Bens Radio, pencipta lagu, penyanyi, pelawak, dan bintang film itu menjadi corong Betawi.

Bens Radio yang didirikannya berslogan "Betawi Punya Lakon". Dari Kawasan Segitiga Emas. Kawasan yang dimaksudkan bukanlah Sudirman, Gatot Subroto, Kuningan, yang harga tanah dan bangunannya paling mahal di seluruh Indonesia. Melainkan, Jakarta, Tangerang, Bogor. Gambang kromong menjadi pijakannya untuk mewarnai musik pop nasional. Dengan itulah Bang Ben mencuat sejak akhir 1960-an.

Penggemar seniman Betawi yang meleganda itu termasuk pula masyarakat Malaysia dan Brunei (berikut keluarga kerajaan). Pada 1977, ia terpilih sebagai aktor terbaik 1977 setelah almarhum Syumandjaja meng-cast-nya dalam Si Doel Anak Sekolahan. Ia tidak bisa lagi menghitung film yang dibintanginya karena saking banyaknya. Bahkan, sampai akhir hayatnya, Benyamin menjadi produser film yang sukses.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement